Rembang, NU Online Jateng
Katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sarmidi Husna menyampaikan bahwa NU mampu bertahan sampai lebih dari satu abad karena kemampuannya dalam beradaptasi.
Hal itu disampaikan pada Konfercab XXI Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lasem di Gedung LP Ma’arif Lasem, Rembang, Jawa Tengah pada Ahad (21/7/2024).
“Teman-temannya NU yang berdiri sebelum merdeka banyak yang mati. Tapi alhamdulillah NU bisa berdiri, berjalan, dan bertambah besar karena NU ini dalam perjalanannya dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada,” ucapnya.
Lebih lanjut, Kiai Sarmidi menjelaskan bahwa sebelum merdeka, pada tahun 1935, NU sudah memiliki keputusan terkait bahwa Indonesia adalah Darul Islam.
“Saya kira ini luar biasa di saat waktu itu ulama-ulama belum banyak yang menerima Indonesia sebagai Darul Islam,” lanjutnya.
Selain itu, NU dapat berdiri hingga satu abad karena mampu beradaptasi dalam kemerdekaan dan mempertahankannya. Hal itu dilakukan salah satunya melalui Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh Nahdlatul Ulama.
“Itu hal yang luar biasa, adaptasi NU dalam hal memperjuangkan kemerdekaan Indonesia,” ungkap Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) itu.
Kiai Sarmidi juga memberikan contoh keahlian NU dalam beradaptasi, seperti saat Muktamar NU 1984 menerima asas tunggal Pancasila di tengah kritik yang meluas.
“Zaman Orde Baru, Muktamar NU 1984 menerima asas tunggal Pancasila. Saat itu belum banyak ormas Islam yang berani menerima asas tunggal Pancasila. Seperti PBNU menerima tambang, saat itu NU menerima asas Pancasila dan dihujat beberapa tahun, tapi ormas-ormas lain setelah itu mengikuti. Ini keahlian NU dalam beradaptasi,” tambahnya.
Di samping itu, Kiai Sarmidi juga menjelaskan bahwa ajaran Islam yang diajarkan ala Ahlusunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah sudah mulai banyak diminati oleh mayoritas umat Islam di Indonesia dan dunia. Hal ini terbukti dalam periode ini banyak tokoh-tokoh internasional yang berkunjung ke PBNU.
“PBNU periode ini dan juga beberapa periode sebelumnya sering didatangi tokoh-tokoh internasional yang ingin mengerti tentang Islam Nusantara. Sekarang kita sedang menggaungkan Fiqih Peradaban. Mereka berbondong-bondong ke PBNU untuk mengetahui apa itu Fiqih Peradaban,” ungkapnya.
Konfercab PCNU Lasem ini dihadiri oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Abdul Ghaffar Rozin, Rais Syuriyah PCNU Lasem KH M. Roghib Mabrur, Ketua Tanfidziyah PCNU Lasem KH M. Sholahudin Fatawi, jajaran pengurus PWNU, serta perwakilan lima Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Lasem, dan badan otonom NU Lasem.
https://jateng.nu.or.id/nasional/katib-syuriyah-pbnu-ungkap-faktor-nu-mampu-bertahan-lUuzJ