Jakarta, NU Online
Kecerdasan digital memainkan peran penting jika tiap individu santri, siswa, atau pelajar ingin berperan aktif bahkan sukses di era digital.
Pernyataan ini disampaikan Pengurus Lembaga Pendidikan Ma’arif PBNU, Rahmat Hidayatullah saat mengisi seminar Literasi Digital dengan tema Peran dan Peluang Santri Milenial di Era Digital, Rabu (20/7/2022). Seminar terselenggara atas kerja sama LP Maarif PBNU, Kominfo, dan LTN PBNU di Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu Kebumen, Jawa Tengah.
World Economic Forum, lanjutnya, telah mengamanatkan bahwa ada enam literasi yang harus dimiliki oleh individu abad ke-21. Salah satu dari enam dasar yang harus dimiliki individu terutama pelajar yakni keterampilan.
“Ada tiga kecerdasan literasi digital yang harus dimiliki. Pertama, digital citizenship atau rasa kewarganegaraan. Kedua, digital creativity, dan ketiga digital competitivenes,” beber Rahmat.
Untuk berpartisipasi di ruang digital, kata Rahmat, santri didorong menjadi santrifluencer yang bertolak pada pandangan keagamaan yang beriorentasi Islam Aswaja Annahdliyah, ideologi kebangsaan didasarkan Pancasila, dan prinsip moderasi atau washatiyyah.
“Santri harus memiliki kecerdasan literasi ini. Kalau sudah punya kemampuan seperti itu prinsip ini yang membedakan santri dengan influencer lain,” katanya.
Pada kesempatan itu Dosen Fakultas Bisnis London School of Public Relation and Business Institute, Hasim Habibi membekali para santri untuk menguasai teknologi industri Information dan Communication Technologies (ICT) agar santri memahami fenomena yang menjadi dasar ICT. Sebab, ICT dinilai sangat berkembang pesat dan mempengaruhi seluruh sektor yang ada saat ini.
“Fenomenanya hari ini kita sudah merasakan bagaimana bisa chatting dengan orang tua, kirim email, nonton video dan lainnya. Itu semua bagian dari ekosistem yang sudah terbentuk pada hari ini,” katanya.
Semua ini menurutnya tidak terjadi tiba-tiba. Hal ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan generasi komputer. “Sebagai santri ini harus dianggap sebagai peluang bukan ancaman untuk mengambil alih peran santri di tengah masyarakat. Teknologi ini juga bisa menjadi salah satu jalan mencari pekerjaan,” tandasnya.
Direktur Kebumen News, Mustolih mengatakan teknologi hari ini sangat mempengaruhi budaya dan etika masyarakat. Karenanya santri harus berperan aktif menjadi pelopor partisipasi digital.
“Santri harus mampu menjadi pelopor partisipasi digital dengan memfilter kondisi konten-konten di dunia digital misalnya dengan membuat konten-konten positif di internet,” ungkapnya.
Mustholih menyebut konten positif di internet dapat mengubah algoritma konten yang muncul dipermukaan karenanya untuk bisa berjuang bersama melawan konten negatif santri harus berkolaborasi tidak bisa sendirian.
“Kita melawan dengan cara membuat dan memproduksi konten-konten positif yang mendidik, tidak ada sara, tidak menyebar hoaks, dan tidak porno,” ajaknya.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.