Ramadhan terus berlari dan tidak terasa hari-harinya hendak meninggalkan kita, namun di antara kita ada yang menahannya agar tidak pergi begitu saja dengan cara menghidupkan malamnya, tapi ada pula yang riang dalam melepas kepergiannya.
Rasulullah saw selalu mengencangkan kain sarungnya ketika Bulan Ramadhan telah memasuki sepuluh hari terakhir. Artinya, ketika telah berada di sepuluh hari terakhir Bulan Ramadhan Rasulullah saw menghindari (dari) satu tempat tidur dengan istrinya agar bisa menghidupkan malam-malam terakhir Ramadhan.
Hadits nabi:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْلِطُ الْعِشْرِينَ بِصَلَاةٍ وصَوْمٍ وَنَوْمٍ، فَإِذَا كَانَ الْعَشْرُ شَمَّرَ وَشَدَّ الْمِئْزَرَ
Artinya:
Dari Aisyah RA, dia berkata, pada 20 hari yang pertama (di bulan Ramadhan) Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa mengkombinasikan antara shalat, puasa dan tidurnya, namun jika sudah memasuki 10 hari terakhir Rasulullah bersungguh-sungguh dan mengencangkan sarungnya (menjauhi istri-istrinya). (HR Ahmad)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/kencangkan-kain-sarung-di-akhir-ramadhan-QWGCY