Kesan Guru Pendidikan Agama Katolik pada Pelatihan Kader Literasi NU

Surabaya, NU Online Jatim

Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Ta’lif wan-Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Jawa Timur menyelenggarakan Pelatihan Kader Literasi di Pondok Pesantren Al-Azhar, Magersari, Kota Mojokerto, Sabtu (15/07/2023) lalu.

Pada kegiatan yang menghadirkan Wasid Mashur, Rofii Boernawi, Isno El-Kayyis, Ayunda Rahmawati, dan Nur Faisal tersebut ada catatan menarik yang disampaikan Yohanes Donbosco Lobo. Guru Pendidikan Agama Katolik SMA Negeri 2 Kota Mojokerto ini memberikan menyampaikan kesan selama kegiatan berlangsung.

 

“Saya hadir sebagai utusan Tim Literasi SMA Negeri 2 Kota Mojokerto. Ketika undangan pelatihan disampaikan oleh koordinator literasi, Ibu Machmuda ternyata beberapa guru senior tidak bisa hadir karena ada agenda lain,” katanya di laman katolikana.com.

Ketika itu ia memberanikan diri dan menyampaikan kesanggupan untuk mengikuti pelatihan. Apalagi memang sebagai penggagas Gerakan Katakan dengan Buku (GKdB).

“Puji Tuhan saya mendapatkan rekomendasi dari koordinator literasi sekolah dan kepala sekolah,” ungkapnya.

Dalam benaknya, hasrat mengikuti kegiatan selain untuk meningkatkan kapasitas diri juga sebagai upaya untuk membangun jejaring gerakan pencerdasan dengan sahabat pegiat literasi lintas iman.

“Saya adalah guru agama Katolik dan bukan kader NU. Namun saya yakin bisa menulis feature tokoh Nahdatul Ulama seperti yang diharapkan oleh ketua panitia KH Mukani MPd,” terangnya.

 

Pada salah satu sesi ketika sedang serius menyimak paparan dari sejumlah narasumber, ada peserta yang usil kemudian menyatakan bahwa dirinya berasal dari NU cabang Katolik.

“Gurauan ini menarik bahkan membuat peserta tertawa lepas sehingga membuka hati perwakilan dari setiap lembaga untuk lebih mudah memahami materi,” jelas dia.

Dikemukakannya bahwa seluruh karya peserta pelatihan akan dikumpulkan menjadi buku. Dengan demikian akan menjadi sumber informasi yang dapat memperluas khazanah berpikir masyarakat tentang figur sekaligus media berdakwah perihal keteladanan para tokoh NU.

Pada saat itu dirinya juga mencatat sambutan Ketua PW LTNNU Jatim sekaligus Ketua Literasi Center PWNU Jatim, H Ahmad Najib. Bahwa pelatihan kader literasi yang diselenggarakan merupakan jihad literasi.

“Untuk mengabadikan para tokoh melalui tulisan sehingga ada upaya untuk menghidupkan nilai ketokohan sesorang,” katanya menirukan sambutan Gus Najib.

Sedangkan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Azhar, Nyai Hj Uswatun Hasanah Syauqi memberikan dukungan secara total untuk aktivitas pencerdasan.

Ning Uswah juga menyentil agar peran kaum perempuan (nyai) yang memiliki relasi personal dengan para tokoh NU perlu digali, direfleksikan, dan mengkristal dalam bentuk tulisan.

“Fokus tulisan pada nilai (value) yang ada dalam tokoh tersebut (nyai) dan tidak mendiskreditkan mereka,” ungkapnya.

Dirinya menyampaikan bahwa dalam kondisi apa pun hendaknya bisa menulis termasuk jika sedang gusar.

“Kalau sedang patah hati jangan ditangisi, tetapi harus menghasilkan karya,” ujarnya.

Di akhir sambutan, dirinya berjanji memberikan beasiswa kepada tiga penulis buku terbaik terbaik tentang tokoh NU.


https://jatim.nu.or.id/metropolis/kesan-guru-pendidikan-agama-katolik-pada-pelatihan-kader-literasi-nu-0BBTq

Author: Zant