Ketua PBNU Savic Ali di Kudus Berbagi Pengalaman Kelola Media Online

Kudus, NU Online Jateng
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Savic Ali memberikan motivasi pergerakan dan pengalamannya dalam bidang literasi digital. Menurutnya, membangun portal media khususnya di NU butuh perjuangan.

“Membangun portal media di NU butuh perjuangan yang banyak susahnya dan tidak sepele,” katanya dalam acara ‘Kudus Islamic Book Fair’ yang digelar di GOR IAIN Kudus, Ahad (10/09/23). 

Savic yang pernah jadi direktur NU Online itu menceritakan, ketika dirinya diajak membangun NU Online pertama kali bersama Kiai Mun’im Dz dan pengurus LTN PBNU lainnya. Di mana pada saat itu internet masih sangat terbatas dan susah diakses, tekadnya cuma ingin agar NU punya portal berita sendiri. 

“Sangat berat, mulai 2003-2009 portal itu hanya dibaca oleh beberapa gelintir orang saja karena memang belum banyak yang sadar. Tapi kita berpikir panjang, kalau tidak dimulai pada saat itu mungkin hari ini NU Online belum bisa menjadi portal Islam terdepan di Indonesia,” ujarnya. 

Savic yang juga pendiri beberapa portal media seperti NU Online, Islami.co, Bincang Syariah hingga aplikasi NU Cash berbagi pengalamannya dalam bongkar pasang tim. “Termasuk juga harus berani mengambil keputusan meski ditentang oleh beberapa senior di PBNU. Situasi tersebut saya alami ketika NU Online menghadapi masalah biaya pengadaan server,” terangnya. 

Disampaikan, dari yang semula dipaksakan berada di kantor PBNU dengan biaya puluhan juta perbulannya hingga dipress hanya menjadi 3 jutaan rupiah perbulannya sambil mencari solusi bagaimana agar bisa hemat.

Terkadang kata Savic, kita dihadapkan pada masalah yang besar dan berat. Meskipun demikian kita harus tetap yakin bahwa tidak ada masalah yang tidak bisa dipecahkan. 

“Kuncinya jangan panik. Tenangkan hati dan jiwa, pikirkan pelan-pelan. Kalau energi mulai terkumpul, baru jalan lagi. Hidup ini hampir sama seperti kita berjalan atau bahkan mendaki gunung,” terangnya. 

Savic juga mengenang bagaimana dulu Sunan Kudus berdakwah ketika teknologi atau sarana prasarana belum seperti sekarang. Beliau tetap mengajari masyarakat dengan sabar, lemah lembut, bahkan dengan cara-cara yang arif penuh toleransi.

“Keberhasilan dakwah Sunan Kudus itu dikenang oleh banyak orang dengan spirit waliyul ilminya hingga sekarang. Kudus terkenal sebagai salah satu kota yang menjadi rujukan keilmuan,” ungkapnya. 

Rektor IAIN Kudus Prof Abdurrahman Kasdi menyatakan komitmennya dalam mendukung berbagai kegiatan literasi dan pemajuan perpustakaan. Menurutnya, spirit waliyul ilmi Sunan Kudus harus diinternalisasikan kepada mahasiswa maupun pelajar dengan cara-cara yang inovatif dan kolaboratif. 

“Kegiatan Kudus Islamic Book Fair ini semoga menjadi salah satu episentrum bagi kemajuan literasi di Kabupaten Kudus dan sekitarnya,” pungkasnya.

Kontributor: M Farid
 


https://jateng.nu.or.id/nasional/ketua-pbnu-savic-ali-di-kudus-berbagi-pengalaman-kelola-media-online-Lsuoi

Author: Zant