Khutbah Jumat: Bahaya Perselingkuhan dalam Rumah Tangga

Perselingkuhan merupakan tindakan yang dilarang oleh agama Islam. Perbuatan tersebut akan menghancurkan kehidupan rumah tangga dan akan merusak masa depan anak-anak. Komitmen yang harus dibangun dalam keluarga adalah kesetiaan dan saling menerima kekurangan pasangan. Khutbah Jumat ini mengingatkan jamaah akan bahaya perselingkuhan dalam rumah tangga.

 

Khutbah Jumat ini berjudul: “Khutbah Jumat: Bahaya Perselingkuhan dalam Rumah Tangga”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)

 

Khutbah I

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةًۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Alhamdulillahirabbil alamin, sampai saat ini Allah swt terus memberikan nikmat yang tak bisa kita hitung satu persatu di antaranya nikmat kesehatan, kesempatan, dan umur panjang sehingga kita bisa hadir di majelis Jumat ini untuk bersama-sama menjalankan salah satu misi utama hidup di dunia yakni beribadah kepada Allah swt. Nikmat ini, tiada lain tiada bukan, harus kita syukuri agar kita tidak masuk dalam golongan orang-orang yang tak pandai bersyukur. 

 

Selain bersyukur, kita juga harus senantiasa menguatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Keimanan kita tingkatkan dengan terus taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Sementara ketakwaan kita kuatkan dengan terus menjalankan perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya. Iman dan takwa menjadi paket lengkap untuk modal menjalani kehidupan agar senantiasa berada dalam ridha dan keberkahan Allah swt. Ibnu Atha’illah as-Sakandari dalam kitab al-Hikam menyebutkan:

 

مَتَى رَزَقَكَ الطَّاعَةَ وَالْغِنَى بِهِ عَنْهَا، فَاعْلَمْ أَنَّهُ قَدْ أَسْبَغَ عَلَيْكَ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً

 

Artinya: “Apabila Allah telah menganugerahkan kepadamu ketaatan untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan merasa kaya dengan anugerah itu, maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah telah mengaruniakan nikmat-Nya secara dhahir dan batin.”

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Dari sekian nikmat dhahir dan batin yang benar-benar harus kita syukuri adalah nikmat diberikannya kita keluarga yakni orang tua, istri, suami, atau anak. Merekalah sosok yang menjadi orang-orang paling dekat dan paling kita cintai dalam kehidupan. Keluarga merupakan anugerah terindah dari Allah yang harus kita jaga agar senantiasa menjadi tempat yang sejuk dan menyejukkan, menjadi tempat yang nyaman untuk bercerita dan berkeluh kesah, menjadi tempat orang-orang yang mampu menolong dalam kesedihan dan berbagi dalam kebahagiaan.

 

Salah satu kunci mewujudkan kemaslahatan dalam keluarga adalah soliditas suami dan istri dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Kekompakan suami dan istri dalam membangun rumah tangga merupakan kunci dalam mewujudkan keluarga bahagia dan menjadikan putra dan putrinya mampu tumbuh dan berkembang dengan baik. Pasangan suami-istri harus menguatkan komitmen untuk tidak melakukan tindakan yang bisa mencederai keharmonisan rumah tangga di antaranya adalah dengan melakukan perselingkuhan.

 

Rasulullah saw telah mengingatkan bahwa perselingkuhan adalah tindakan yang dapat merusak rumah tangga. Orang yang melakukan perselingkuhan ia sebut dengan tegas bukan sebagai bagian dari umatnya. 

 

عنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ خَبَّبَ امْرَأَةً عَلَى زَوْجِها أو عَبْدًا عَلَى سَيِّدِه

 

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Bukan bagian dari kami, orang yang menipu seorang perempuan atas suaminya atau seorang budak atas tuannya,’” (HR Abu Dawud).

 

Orang yang berselingkuh adalah orang yang tidak bersyukur dan tidak jujur karena ‘bermain di belakang’ dengan membohongi pasangan sahnya. Perselingkuhan adalah hubungan terlarang yang bisa menjadikan seseorang melakukan perbuatan zina. Jangankan melakukan perbuatan zina, mendekati zina pun tidak diperbolehkan dalam agama Islam. Allah menegaskannya dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 32:

 

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةًۗ وَسَاۤءَ سَبِيْلًا 

 

Artinya: “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.”

 

Selain tidak berlaku jujur, orang yang berselingkuh juga merupakan orang yang memiliki sifat tipu daya dan suka berkhianat. Allah juga mengingatkan dalam Surat Yusuf ayat 52:

 

ذٰلِكَ لِيَعْلَمَ اَنِّيْ لَمْ اَخُنْهُ بِالْغَيْبِ وَاَنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ كَيْدَ الْخَاۤىِٕنِيْنَ 

 

Artinya: “(Yusuf berkata,) “Yang demikian itu agar dia (al-Aziz) mengetahui bahwa aku benar-benar tidak mengkhianatinya ketika dia tidak ada (di rumah) dan bahwa sesungguhnya Allah tidak meridai tipu daya orang-orang yang berkhianat.”

 

Oleh karena itu, Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Menjadi kewajiban dan keharusan bagi kita untuk menghindari perbuatan selingkuh yang banyak menimbulkan bahaya dan dampak negatif. Bukan hanya berdampak pada keutuhan rumah tangga pasangan suami-istri, perselingkuhan juga bisa mengakibatkan dampak psikologis dan masa depan anak-anak serta berimbas pada berbagai aspek kehidupan dan tatanan masyarakat.

 

Bahaya dan dampak perselingkuhan pada keluarga sudah jelas bisa kita lihat sendiri yakni berupa kehancuran rumah tangga. Pasalnya, perselingkuhan sering kali berujung pada perceraian atau perpisahan. Ketidaksetiaan menghancurkan kepercayaan, yang merupakan fondasi penting dalam hubungan pernikahan. Selanjutnya, perselingkuhan menciptakan ketegangan, pertengkaran, dan konflik berkepanjangan dalam rumah tangga. Hal ini dapat mengurangi kualitas hidup dan kebahagiaan anggota keluarga.

 

Jika kondusifitas rumah tangga sudah tidak baik, maka kondisi ini akan memberi dampak negatif bagi anak-anak. Mereka akan merasa tidak nyaman berada di rumah karena konflik dan kurang perhatian serta kasih sayang. Perkembangan mental mereka pun akan terganggu yang berimbas pula pada pendidikan mereka. Anak-anak bisa saja menunjukkan perilaku negatif seperti pemberontakan, agresif, atau menarik diri dari lingkungan sosial sebagai respons terhadap ketidakstabilan keluarga. Naudzubillah min dzalik.

 

Sebagai komunitas masyarakat terkecil, kemaslahatan keluarga yang diwarnai dengan perpecahan akibat perselingkuhan akan berdampak pada keresahan masyarakat secara luas. Nilai-nilai sosial akan tercoreng dengan kasus perselingkuhan yang diketahui publik. Jika setiap keluarga dalam sebuah masyarakat mampu menghindari perselisihan rumah tangga maka kondisi lingkungan masyarakat pun akan tenang dan damai.

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Dengan memahami bahaya perselingkuhan ini, maka sudah seharusnya kita menghindarinya dan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga diri dan keluarga kita agar tidak terjerumus ke dalam keretakan dan kehancuran rumah tangga. Setiap individu dalam keluarga harus berusaha untuk menjaga diri dan keluarga dari melanggar aturan agama agar tidak terjerumus ke dalam api neraka. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim Ayat 6:

 

 يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ 

 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

 

Semoga Allah swt senantiasa membimbing kita dan keluarga kita agar tidak terjerumus kepada perselingkuhan. Semoga Allah swt memberi kekuatan kepada kita dalam menjalani perjalanan kehidupan ini sesuai dengan apa yang telah ditentukannya. Semoga Allah menjadikan keluarga kita seperti surga sebagaimana kata bijak mengatakan: Baiti jannati, rumahku adalah surgaku. Amin

 

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ َ. باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

 

Khutbah II

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ .اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلَازِلَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

 

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung.

https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-bahaya-perselingkuhan-dalam-rumah-tangga-cjlJN

Author: Zant