Kiai Miftach: Dunia Ini seperti di Alam Maya

Jakarta, NU Online
Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menyampaikan bahwa isi dunia masih sarat misteri. Hidup di dunia tak ubahnya di alam maya. Manusia tidak bisa memastikan dengan sejelas-jelasnya bagaimana dan ke mana kelak di akhirat akan bermuara.

Oleh kerana itu, fungsi syariat diturunkan adalah sebagai rambu-rambu dalam meniti kehidupan di dunia menuju kehidupan yang sesungguhnya, yakni di akhirat yang kekal. Itu pun, manusia kadang tidak selalu mengikuti aturan-aturan tersebut.

“Dunia ini seperti di alam maya, semua belum bisa pastikan, isi-isiannya maksudnya. Tapi petunjuk menuju kebaikan sudah ada aturannya. Syariat diturunkan agar kita mengikuti aturannya, ibarat jalan ada rambu-rambunya,” katanya menyampaikan Ngaj Kitab Syarah Al-Hikam diakses NU Online, Jumat (7/7/2023).

Manusia sudah menyadari bahwa pada saatnya akan mati, meninggalkan dunia ini. Meskipun begitu, kesadarannya tidak berbanding lurus dengan apa yang semestinya diperbuat di dunia, seperti meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah swt. Sebagian justru membangkang dari syariat yang telah ditetapkan.

“Mestinya kalau orang tahu mati, rajin ya ibadahnya, semangat. Tapi banyak orang yang sudah tahu mati, ibadahnya masih seperti itu. Tidak ada kemajuan. Kalau begitu kan dia seperti tidak tahu mati tidak ada,” ujar Kiai Miftach, sapaan akrabnya.

Pun demikian, banyak orang yang telah memahami bahwa dunia ini penuh dengan ujian. Allah menguji agar seseorang tidak tunduk kepada hawa nafsunya, ia harus menyadari bahwa hidup di dunia adalah semata untuk kehidupan di akhirat. Kendati demikian, menurut Kiai Miftach tak sedikit ditemui orang begitu sangat mencintai dunia. 

“Sebetulnya banyak orang yang sudah tahu bahwa dunia ini tempat ujian, tapi tidak bosan-bosannya mencintai,” ungkap pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya, Jawa Timur ini.

Isi dunia kadang demikian ruwet. Kiai Miftach menegaskan memang begitulah wujud dari dunia. Kiai Miftach mengajak agar manusia benar-benar dapat memahami hakikat dari dunia tersebut agar tetap tenang menjalani kehidupan di dunia untuk masa selanjutnya. 

“Orang yang mencintai, orang yang membenci itu biasa kita temui di dunia tidak bisa orang senang semuanya dan sebaliknya. Kalau ini kita pegang tenang kita. Kalau kita tidak paham maka kita jadi ruwet, dan ruwet ini dunia tempatnya,” terangnya.

Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Kendi Setiawan

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

https://www.nu.or.id/nasional/kiai-miftach-dunia-ini-seperti-di-alam-maya-9uyXT

Author: Zant