Kiai Said Aqil Siroj Jelaskan Syarat Jadi Pemimpin Ala Imam Mawardi

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pimpinan Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jakarta Selatan, KH Said Aqil Siroj menjelaskan syarat menjadi pemimpin menurut Imam Mawardi. Disebutkan, dalam kitab fiqih siyasah yang pertama adalah harus berilmu. Hal tersebut ia jelaskan saat mengisi pengajian umum yang dipusatkan di Parkir Timur GOR Sidoarjo, Sabtu (02/12/2023).

 

“Karena kebenaran harus berdasarkan ilmu pengetahuan. Ini seperti disebutkan dalam Al-Qur’an jika menginginkan kebenaran harus berdasarkan ilmu pengetahuan. Tanpa ilmu tidak mungkin dapat mencapai kebenaran,” katanya.

 

Ia menyebutkan, semua kebenaran mulai dari agama, bisnis, ekonomi, politik harus berdasar ilmu pengetahuan. Selanjutnya, sarat menjadi pemimpin adalah mempunyai sifat adil kepada masyarakat yang dipimpin dan tidak tebang pilih. Kiai Said menyebut orang yang dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik adalah orang muslih.

 

“Nabi Muhammad SAW saat menjadi orang yang saleh semua orang senang. Namun ketika menjadi orang yang muslih, dimana dirinya baik dan ingin memberi kebaikan kepada orang lain baru akan menimbulkan pro daN kontra. Ada yang setuju dan ada yang tidak setuju,” ungkapnya.

 

Abu Jahal memberi julukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang dipercaya. Namun. Itu ketika nabi menjadi muslih dengan memperbaiki keadaan mulai muncul yang pro dan kontra. Disebutkan pemimpin yang adil nanti di akhirat bertempat di bawah arsnya Allah. Ada tujuh orang yang akan bernaung di bawah arsnya Allah dan yang pertama adalah pemimpin yang adil.

 

“Kemudian syarat menjadi pemimpin adalah harus zuhud, tidak rakus dan tamak. Lalu syarat menjadi pemimpin selanjutnya adalah harus punya sifat yang berani,” terang Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2010-2021 ini.

 

Dengan sifat berani, pemimpin akan selalu mengatakan yang benar walau mempunyai konsekuensi yang berat hingga tidak disenangi orang. Hal tersebut telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW saat pamannya merayu agar berhenti berdakwah karena ada ancaman pembunuhan dari Abu Jahal.

 

“Nabi menjawab, demi Allah seandainya Abu Jahal meletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku mundur dari dakwah ini, saya tidak akan mundur sampai saya akan menang,” pungkasnya.


https://jatim.nu.or.id/metropolis/kiai-said-aqil-siroj-jelaskan-syarat-jadi-pemimpin-ala-imam-mawardi-SAu5h

Author: Zant