Demak, NU Online Jateng
Pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang, Kabupaten Rembang KH Ubab Maimoen Zubair menyampaikan, para Nabi dan Rasulullah SAW sangat dermawan. Bukan hanya tentang harta, melainkan juga ilmu dan ketenangan batin kepada para umatnya.
“Para ulama dan auliya juga sangat loman atau dermawan kepada orang-orang awam. Demikian juga Mbah Kiai Muslih bin Abdurrahman Qashidil Haq, sangat luar biasa dalam membela orang-orang awam,” ujarnya.
Pernyataan itu disampaikan saat mengisi taushiyah pada peringatan Haul Simbah Kiai Abdurrohman Qashidil Haq di Pesantren Futuhiyyah Suburan, Mranggen, Kabupaten Demak, Senin (11/7/2022)
Sebagai bukti lanjutnya, almarhum almaghfurlah Mbah Muslih menulis banyak kitab dengan makna gandul dengan bahasa Jawa supaya bisa difahami orang-orang awam. Lebih lanjut ia mengatakan, sikap welas asih kepada umat itulah yang disebut dengan syafaat.
“Memberikan pertolongan kepada orang yang mestinya di neraka bisa ke syurga. Hal ini bisa asalkan orang awam tersebut memiliki rasa cinta atau mahabbah kepada ulama,” ucapnya.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng HM Muzamil menyampaikan rasa syukur kepada Allah Taala bahwa Pesantren Futuhiyah tetap memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik para santri dan alumni dengan pengajian kitab-kitab salaf dan kegiatan thariqah.
“Semoga kita sebagai pengikut atau santri atau jamaah serta keluarga dan keturunan kita dapat ikhlas dan istiqamah dalam mengikuti kepemimpinan para kiai atau ulama,” ucapnya.
Pengasuh Pesantren Sabilur Rosyad Gasek, Malang KH Marzuki Mustamar menyampaikan, membangun Islam dengan asas ilmu, jangan dengan ashabiyah. “Kalau ingin menjaga agama secara utuh, bermadzhablah kepada imam madzhab yang muktabar khususnya Imam Syafii,” tegasnya.
Menurutnya, Al-Azhar didirikan dinasti Bani fathimiyah yang Syiah, namun imam Syafii tidak canggung mengajar di Al-Azhar. “Karena Imam Syafii memiliki hujjah yang kuat. Jika Anda memiliki Hadits yang shahih maka itulah madzhab ku. Atau Idza shahhal haditsu madzhabi,” terangnya.
Pengasuh Pesantren Futuhiyah Mranggen KH Said Lafif menyampaikan perkembangan pondok pesantren dari waktu ke waktu. “Kami mohon doa kepada para masyayikh agar kami dapat berkhidmat meneruskan perjuangan Pesantren Futuhiyah ini dengan baik,” ungkapnya.
Salah seorang alumni Futuhiyah KH Mirza Hasbullah mengisahkan, pada tahun 1979 Mbah Kiai Muslih kedatangan tamu Habib Luthfi bin Yahya dari Pekalongan. “Waktu itu Habib Luthfi baru berusia sekitar 30-an, mohon doanya kepada Mbah Kiai Muslih, namun Mbah Muslih tidak berkenan,” ungkapnya.
Menurutnya, waktu itu ada sekitar lima orang yang tetap mengatakan amin, amin. Kemudian Mbah Kiai Murodi yang ada di majelis tersebut jatuh pinsan, ternyata lima orang yang mengatakan amin amin tersebut mengamini doa Nabi Muhammad SAW yang hadir pada majelis tersebut. Inilah salah satu karamah Mbah Muslih,” terangnya.
Nampak hadir dalam acara tersebut Prof KH Abdul Hadi, KH Yusuf dari Malang, Rais PCNU Demak KH Zaenal Arifin Maksum, Rais PCNU Grobogan KH Hambali Mahfudz, KH Khasib dari Lasem, jajaran pemerintah, TNI/Polri, dan ribuan para santri serta jamaah thariqah.
Pengirim: Insan Al-Huda
https://jateng.nu.or.id/nasional/kiai-ubab-sarang-rasulullah-pribadi-dermawan-mDMtg