Kiai Zulfa Paparkan Tujuan Lembaga Pendidikan NU

Sidoarjo, NU Online Jatim

Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zulfa Mustofa menyampaikan bahwa NU merupakan organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang berupaya mewujudkan khidmah diniyah dan pendidikan. Hal tersebut dibuktikan dengan pendirian lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

“Dalam NU, kata Kiai Sahal Mahfudz, kalau NU mendirikan lembaga pendidikan, maka tujuannya adalah untuk mempersiapkan generasi yang sholeh dan akram. Adapun makna santri disiapkan menjadi orang yang sholeh untuk memahami kebutuhan masyarakatnya, sehingga bisa siap pakai di masyarakat,” kata Kiai Zulfa, Ahad (23/10/2022).

Dalam acara Kuliah Umum yang diselenggarakan Univeraitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) di Gedung KBIH Rahmatul Ummah An-Nahdliyah, Sidoklumpuk tersebut, kiai Zulfa juga mengutip pendapat  Imam As-Syatibi.

Bahwa walaupun zamannya sudah berubah, ada satu hal yang perlu diperhatikan, yaitu ilmu berada di dalam hati para ulama (pemiliknya). Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu pendidikan dilakukan dengan mengandalkan daya ingat yang berada di dalam hati.

“Berbeda dengan sekarang, kita cukup memahami kata kuncinya saja lalu bisa mendapat penjelasannya di internet,” katanya.

Menurutnya, NU harus sadar bahwa seiring berubahnya zaman, tantangan yang dihadapi juga berbeda-beda. Seperti  kebutuhan masyarakat yang tidak hanya membutuhkan ilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu yang lain. 

Inilah mengapa lembaga pendidikan di NU tidak hanya ada jurusan keagamaan, ilmu lain seperti teknik, ekonomi, dan komputer juga ada seperti yang disediakan oleh Unusida.

“Inilah kenapa Nabi SAW atau ada yang berpendapat ini ucapan Sayyidina Ali, didiklah anak-anakmu dengan pendidikan yang mungkin berbeda di mana zaman kalian tinggal,” ungkap kiai Zulfa.

Lebih lanjut, kiai Zulfa kembali mengutip pendapat Imam Ghazali tentang ilmu dibagi menjadi dua. Yaitu ilmu yang didasari Al-Qur’an dan Hadist, yang disebut ilmu syar’iyah dan ilmu yang bersumber dari akal manusia yang disebut ghairu syar’iyah.

Apabila seseorang mempelajari kedua lmu tersebut, selama ilmu tersebut membuat mereka takut kepada Allah, maka disebut orang yang fakih atau orang yang paham ilmu agama.

“Misalnya, Anda belajar ilmu komputer, kemudian dengan ilmu yang Anda pelajari tersebut membuat Anda takut kepada Allah, maka Anda menjadi orang yang fakkih. Sebaliknya, apabila Anda belajar ilmu agama, namun tidak ada rasa takut kepada Allah, maka sama saja dengan tidak belajar ilmu akhirat,” terangnya.

Kiai Zulfa juga mengingatkan bahwa tujuan pendirian lembaga pendidikan oleh NU yaitu untuk mempersiapkan generasi yang sholeh dan akram. Sholeh dalam artian orang yang siap pakai di masyarakat dan akram berarti orang yang paham agama karena rasa takutnya kepada Allah.

“Hal ini secara sederhana bisa dijelaskan dengan istilah orang yang pintar dan benar, di mana orang yang benar sudah pasti pintar dan orang yang pintar belum tentu benar,” tandasnya.

Adapun kegiatan yang dihadiri Kiai Zulfa ini merupakan rangkaian Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Unusida dengan mengusung tema ‘Mahasantri Unusida Berfikir Global Bermanfaat Bagi Umat Manusia’. Tampak hadir, seluruh civitas akademik Unusida mulai dari jajaran rektorat, dekanat, dosen, karyawan serta ratusan mahasiswa 2021 dan 2022.


https://jatim.nu.or.id/metropolis/kiai-zulfa-paparkan-tujuan-lembaga-pendidikan-nu-MV2pS

Author: Zant