Mojokerto, NU Online Jatim
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur akan menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) pada 2-4 Agustus 2024 mendatang. Agenda permusyawaratan tertinggi organisasi itu berpusat di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.
Tema bertajuk ‘Merajut Ukhuwah dan Mengokohkan Jam’iyah dalam Pendampingan Umat’ ini PWNU telah mendapatkan motivasi untuk membangun ukhuwah sebagai fondasi dari jam’iyah maupun jamaah NU dalam bermasyarakat.
Sebagai pengurus struktural NU, sudah sepatutnya memiliki tanggung jawab ri’ayatul umah yang sangat penting di dalam menjaga stabilitas bangsa Indonesia yang sangat majemuk.
Katib PWNU Jatim, KH Romadlon Chotib mengatakan, Konferwil dilaksanakan di Tebuireng karena NU Jatim merupakan barometer NU di Indonesia. Menurutnya, ketika muktamar NU, banyak bahtsul masail Jawa Timur selalu menjadi harapan dalam pertimbangan.
“Sehingga hal ini ketika Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan Surat Peringatan (SP) 1, 2, 3 sampai Kiai Marzuki diberhentikan itu ada beberapa masalah. Dengan beberapa masalah itu kita kembali tabarrukan ngalap berkah bersama muassis NU yang ketepatan menjadi pemangku jabatan antar waktu ini Kiai Abdul Hakim,” ujarnya kepada NU Online Jatim, Ahad (28/07/2024).
Pihaknya mengaku, mudah-mudahan NU Jatim yang telah menjadi barometer dari beberapa provinsi yakni meneladani khittah mbah Hasyim Asy’ari. Kegiatan ini bukan hanya sekadar konferensi, mulai dari khataman ada 18 tempat yang di tempati dijadikan 1 pada puncak acara pada pembukaan.
“Kemudian ada agenda khusus ziarah muassis NU merupakan bagian dari yang tidak bisa di tinggalkan, jadi ziarah itu ngalap berkah,” terang penasehat panitia pelaksana Konferwil NU Jatim ini.
Kiai Romadlon menjelaskan, NU sebenarnya agenda utama yang ramai sejak dulu mulai dari muktamar dan konferensi di kalangan para kyai yakni bahtsul masail yang saat ini menjadi ikon terdepan.
“Maka agenda bahtsul masail hari ini itu diistimewakan, ketika teman-teman mulai sidang pleno tatib, lembaga bahtsul masail sudah mulai membahas tentang permasalahan-permasalahan krusial sejak dari pembukaan Konferwil NU Jatim,” ungkapnya.
“Kemudian di sidang komisi, lembaga bahtsul masail tetap menyelesaikan sisa-sisa permasalahan yang belum selesai, nantinya ada 3 poin minimal agar bisa menjadi sebuah pembahasan yang lengkap dan komprehensif,” tambahnya.
Pihaknya berharap, NU kedepannya bisa menjadi organisasi NU yang benar-benar menjadi percontohan.