Kontribusi Santri Menyongsong Generasi Emas Bangsa Indonesia 

Fakta sejarah tidak bisa dipungkiri bahwa pesantren memiliki kontribusi besar untuk bangsa Indonesia. Kontribusi tersebut diperankan oleh komunitas pesantren baik sebelum kemerdekaan, setelah Indonesia merdeka bahkan sampai saat sekarang. Perjuangan kemerdekaan sampai mempertahankan NKRI menjadi komitmen pesantren sebagai implementasi cinta tanah air dan semangat nasionalisme.

Kontribusi pesantren saat ini kepada bangsa melalui perjuangan para kiai dan santri tidak terbatas pada pada segmentasi keagamaan. Namun lebih dari itu melalui amanat UU No 18  tahun 2019 tentang pesantren disebutkan pesantren memiliki 3 fungsi, yaknipendidikan, dakwah, dan pemberdayaan. Ketiga fungsi tersebut sudah berjalan semenjak pesantren berdiri di negeri nusantara. 

Terbitnya UU tersebut sebagai bentuk rekognisi pemerintah terhadap pesantren yang sudah memiliki jasa besar kepada bangsa dan negara. Bahkan baru-baru ini Menteri Agama RI setelah bertemu dengan Men PAN-RB menghasilkan kesepakatan bersama bagi lulusan Mahad Aly memiliki peluang untuk mendaftarkan diri sebagai ASN atau PPPK. Ini sebuah langkah yang sangat positif bagi para lulusan Pesantren (Mahad Aly) untuk menjadi bagian dari abdi negara. 

Fungsi pesantren melekat pada komunitas santri baik konteks kelembagaan atau para alumni pesantren yang sudah berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai implementasi dari ketiga fungsi sebagaimana termaktub dalam UU pesantren tersebut kiai, santri, dan alumni menjadi penggerak utama dalam memberikan kontribusi positif kepada bangsa dan negara.

Seiring dengan tema halal bihalal santri dan alumni Pesantren Lirboyo yang berdomisili di Brebes mengangkat tajuk ‘Kontribusi Pesantren dalam Menyongsong Generasi Emas Bangsa Indonesia’ tentu menjadi momentum untuk melakukan sebuah refleksi peran santri yang bergabung dengan alumni. Alumni Lirboyo di Brebes yang tersebar di pelosok desa-desa selama ini sudah berperan penting dalam kehidupan beragama di tengah-tengah masyarakat. Peran keagamaan melalui proses pendidikan baik formal dan non formal menjadi titik sentral dalam berkontribusi kepada negara,  dalam skala yang lebih sempit di Brebes, sebagai kabupaten yang memiliki penduduk mayoritas muslim.

Menghadapi generasi emas yang penuh tantangan, santri dan alumni dihadapkan dengan problem sosial kemasyarakatan yang membutuhkan sentuhan agama. Kehadiran agama dengan tokoh agama (alumni) dan santri diharapkan dapat menyelesaikan berbagai problem keumatan dari sisi ideologi. Lebih dari itu tentu kehadiran santri dan alumni dapat memberikan pencerahan nilai agama yang tidak terbatas pada urusan ukrowi.

Melalui momentum halal bihalal yang akan diselenggarakan pada tanggal 21 April 2024 di Losari, santri dan alumni bukan sekadar silaturahim, bertemu, dan sowan dengan Pengasih Pondok Pesantren Lirboyo. Namun lebih dari itu, di samping melestarikan tradisi pesantren, halal bihalal dapat membangun kesadaran yang utuh dalam membangun kebersamaan alumni dan santri dalam memerankan fungsi pesantren menuju Brebes yang religius.

Akhmad Sururi, Alumni PP Lirboyo Kediri Jawa Timur, angkatan tahun 2000 tinggal di Wanasari, Brebes


https://jateng.nu.or.id/opini/kontribusi-santri-menyongsong-generasi-emas-bangsa-indonesia-HOGuc

Author: Zant