Blitar, NU Online Jatim
Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Kabupaten Blitar, Muashomah memberikan tanggapan terkait maraknya kasus pelecehan dan mengarah pada kekerasan seksual yang terjadi akhir-akhir ini di tengah masyarakat, khususnya Indonesia.
Menurutnya, kekerasan seksual bisa terjadi pada siapa saja. Hal ini disebabkan oleh relasi kuasa, ketimpangan sosial, minimnya edukasi tentang hak-hak perempuan terutama dalam kendali diri perempuan terhadap orang lain.
“Sehingga angka kasusnya semakin meningkat. Seperti fenomena gunung es, angka yang muncul itu kemungkinan masih di permukaan, selebihnya bisa jadi masih ada yg belum terungkap,” jelas Muashomah kepada NU Online Jatim, Kamis (14/07/2022).
Maka dari itu, LKKNU Kabupaten Blitar mencoba untuk melakukan upaya pencegahan dengan berbagai macam kegiatan. Salah satu kegiatan yang sudah dilakukan yaitu sekolah pranikah. Kegiatan ini menyasar pelajar usia minimal 19 tahun. Dalam kegiatan ini juga disampaikan hal-hal terkait Kesehatan Reproduksi (Kespro) dan gender.
“Tujuannya agar pelajar dapat memahami dan mengambil sikap ketika dihadapkan dengan pilihan untuk menikah. Sehingga pandangan tentang menikah bukan lagi sekadar suka, tetapi juga memikirkan tanggung jawab dan kebaikan generasi berikutnya,” tuturnya.
Kemudian, perihal kasus kekerasan seksual, LKKNU sejauh ini memang belum melakukan pendampingan kepada korban, karena lebih fokus kepada tindakan preventif dengan edukasi ke masyarakat.
“Karena dalam hal ini juga perlu komitmen bersama untuk melakukan upaya pencegahan dan pendampingan korban pelecehan seksual,” ungkap perempuan yang juga Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar ini.
Meski demikian, LKKNU terus berupaya untuk melakukan pengawalan apabila terjadi kasus pelecehan dan kekerasan seksual. Sebab hal tersebut tentu membuat korban memiliki trauma yang cukup berat. Oleh karena itu, pencegahan harus dimulai dari keluarga, sedari kecil perlu mendidik anak untuk mengenali tubuhnya.
Edukasi tersebut bisa dilakukan dengan berbagai macam langkah, diantaranya toilet training untuk anak mulai usia 1 tahun, membangun komunikasi yang baik dan intens antara orang tua dengan anak, serta memberikan edukasi penggunaan gadget agar terhindar dari pengaruh negatif informasi yang ada di media sosial.
“Kita memang harus bersama-sama membangun komitmen dan menjalin komunikasi antar lembaga di masyarakat untuk mencegah kasus pelecehan dan kekerasan seksual, serta membangun kepedulian bersama bahwa korban pelecehan itu harus didampingi, sebab pelaku pelecehan seksual itu bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak menutup kemungkinan justru pelaku orang terdekat korban,” pungkasnya.
https://jatim.nu.or.id/kediri-raya/lkknu-blitar-beri-edukasi-cegah-kekerasan-seksual-AVFGd