Demak, NU Online Jateng
Di tengah banjirnya informasi, peserta didik perlu diberikan wawasan keaswajaan supaya tidak mudah terbuai dan terkecoh dengan paham-paham yang mengidentifikasi diri sebagai penganut faham hlussunnah wal jamaah (Aswaja), namun ajarannya tidak mencerminkan ajaran Aswaja.
Kepala Madrasah Madrasah Aliyah (MA) Futuhiyyah 2 Mranggen, Kabupaten Demak KH Ahmad Faizurrahman Hanif mengatakan, saat ini banyak bermunculan lembaga pendidikan yang mengaku berfaham Aswaja, sehingga orang tua wali sulit membedakan mana lembaga yang mengajarkan aswaja asli maupun yang palsu.
“Maka identitas lembaga yang berhaluan aswaja menjadi sangat penting agar mudah diidentifikasi,” kata Gus Faiz panggilan akrabnya NU Online Jateng, Sabtu (1/6/2024).
Putra Almarhum KH Muhammad Hanif Muslih (Mustasyar PWNU Jateng 2018-2023) ini melanjutkan, salah satu ciri Aswaja Nahdlatul Ulama (NU) yaitu bermadzhab dalam pemahaman keagamaan. Kedua, Aswaja NU mengedepankan maslahah dan persatuan demi terjaminnya kebebasan umat beragama.
Ketiga lanjutnya, mengedepankan kesantunan dan akhlak serta tidak menyukai cara-cara kekerasan dalam mengatasi masalah dengan memegang prinsip tawazun, tawasuth, al-adalah, dan tasamuh.
“Materi keaswajaan tersebut menjadi materi wajib yang harus diketahui oleh siswa-siwi MA Futuhiyyah 2 Mranggen dalam muatan lokal materi pelajaran,” ucapnya.
Selain itu lanjutnya, materi praktik amaliah NU juga diajarkan kepada peserta didik MA Futuhiyyah 2 Mranggen seperti tahlil, pembacaan manaqib, dan lain-lain. MA Futuhiyyah 2 Mranggen merupakan madrasah unggulan di Demak sebagai tempat belajar calon peserta didik berbakat dan berprestasi yang disiapkan bisa mengakses perguruan tinggi ternama, baik nasional maupun internasional.
“Lulusan MA Futuhiyyah 2 diproyeksikan untuk menjadi teknokrat, saintis, dan pemimpin masa depan di bidangnya masing-masing. Lulusan MA futuhiyyah 2 Mranggen dengan kekhasannya diharapkan juga turut berpartisipasi penuh dalam pembangaunan bangsa sesuai bidangnya masing-masing,” ungkapnya.
Wakil Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Muhmmad Choeron menjelaskan, MA Futuhiyyah 2 di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah ingin membekali lulusannya yang diproyeksikan bisa menggabungkan nilai-nilai keulamaan dan kecendekiawanan.
“Untuk itu, pembelajarannya diselenggarakan dalam suasana pendidikan yang menggabungkan antara sistem sekolah dan pesantren untuk memungkinkan bisa belajar 24 jam sehari secara bervariasi,” terangnya.
Pendaftaran peserta didik baru yang telah memasuki gelombang 2, dibuka baik secara offline langsung datang ke madrasah di Jl Suburan Tengah, Mranggen dengan membawa persyaratan yang telah ditentukan atau secara online di https://linktr.ee/maf2dua.
Pengirim: Ben Zabidy