“Jangan bawa-bawa agama dan politik dalam urusan olahraga,”. Ungkapan itu seringkali terdengar saat ada perhelatan semua jenis olahraga termasuk sepakbola.
Ungkapan ini menurut saya perlu kajian lebih dalam , karena bagi siapapun yang beragama, pasti meyakini bahwa semua gerak-geriknya dalam beraktifitas , termasuk menang dan kalah dalam sebuah pertandingan tidak terlepas dari kehendak Tuhan.
Bagi kaum beragama membaca do’a sebelum melakukan akitifitas jangan dianggap sebuah hal yang berlebihan, karena diakui atau tidak, siapa saja tak akan melepaskan diri dari aspek spiritualitas . Lantunan surat Alfatihah dan solawat Nabi yang dibacakan para pemain Maroko sebelum pertandingan berlangsung adalah hal yang wajar dilakukan dan merupakan bentuk ketaatan mereka kepada agamanya.
Olahraga juga tak bisa lepas dari politik yang menyertai para pelakunya, kita masih ingat bagaimana Muhammad Ali petinju legendaris dunia pernah dicabut gelar juaranya karena dianggap mangkir untuk ikut wajib militer ketika terjadi perang Amerika Serikat melawan Vietnam.
Bahkan IOC melarang Rusia memakai nama negaranya pada olimpiade Tokyo, karena dianggap telah menginvasi Ukraina. Demikian pula dengan nasib Korea Utara yang selalu dibatasi keikutsertaannya pada berbagai iven olahraga internasional karena proyek nuklirnya yang kontroversial.
Pesan politik yang dibawa oleh para pemain sepakbola Maroko di piala dunia Qatar 2022 untuk kemerdekaan Palestina adalah hal yang lumrah dan perlu diapresiasi. Karena masalah Palestina bukan hanya urusan kemanusiaan, tetapi semua orang mafhum politik internasional sangat kental di dalamnya. Peranan Amerika Serikat dan sekutunya dalam “melindungi” zionis Israel tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu penyebab Palestina sampai hari ini belum diakui kemerdekaannya oleh PBB.
Perhelatan piala dunia tentu akan menjadi pusat perhatian dunia. Karena sepakbola adalah cabang olahraga yang paling disukai oleh penduduk bumi ini. Menyadari hal itu, maka apa yang dilakukan oleh para pemain dan pendukung Maroko di piala dunia kali ini yang mengusung misi solidaritas terhadap saudaranya di Palestina adalah sebuah protes yang efektif yang akan dilihat mata dunia. Terlebih jika liga Arab mau bersatu melawan kedzaliman kaum zionis, kemerdekaan Palestina bukan tidak mungkin segera terwujud . Dan bukan hal yang mustahil hal itu terjadi karena diawali oleh aksi solidaritas tim sepakbola Maroko dan para pendukungnya di piala dunia Qatar 2022. Dan tentu bukan hal yang mustahil pula Maroko dapat membawa tropi piala dunia ke negaranya.
Hidup Persib.
KH Ahmad Ruhyat Hasby, Ketua MPP Komunitas Alumni Cipasung
https://jabar.nu.or.id/opini/maroko-dan-harapan-untuk-palestina-DsFiF