Makkah, NU Online
Dalam fase kepulangan jamaah haji Indonesia, salah satu persoalan yang mengemuka adalah banyaknya jamaah haji yang mencoba membawa air Zamzam ke dalam koper bagasi, sekalipun hal tersebut dilarang dan sudah diinformasikan. Tindakan jamaah ini dipicu oleh sedikitnya jatah air Zamzam yang hanya 5 liter.
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas memahami kebutuhan air Zamzam dalam jumlah yang lebih banyak ini, karena itu, ia akan memperjuangkan supaya pada penyelenggaraan haji tahun 2023, mereka mendapatkan 10 liter.
“Kita sedang memperjuangkan. Saya sudah komunikasi dengan beberapa pihak. Dengan Pak Menteri Haji (Arab Saudi) saya sudah sampaikan. Nanti setelah semua proses ibadah selesai, jamaah semua pulang, saya akan kembali ke sini, untuk mengikhtiarkan banyak hal, salah satunya penambahan Zamzam. Kenapa jamaah memaksakan membawa Zamzam masuk ke dalam koper? Karena lima liter terlalu sedikit,” jelas Yaqut.
Yaqut menjelaskan, jamaah haji Indonesia berbeda dengan jamaah haji dari negara lain mengingat orang Indonesia kekeluargaannya dekat, kekerabatannya luas.
“Jadi kalau lima liter, keluarga inti saja sudah habis. Jadi tetangga, keluarga jauh-jauh tidak kebagian. Ini yang coba kita sampaikan kepada pemerintah Saudi, agar jamaah haji bisa mendapatkan porsi yang lebih banyak,” tandas Menag.
Yaqut mengaku, dirinya sudah menjalin komunikasi dengan direktur Zamzam di Makkah dan sudah kontak melalui Whatsapp. “Tinggal saling ketemu saja,” terangnya.
Sebelumnya, sebanyak 297 dari 360 koper milik jamaah haji SOC 4 (Solo) dikembalikan ke hotel karena di dalam koper tersebut terdapat air Zamzam dalam berbagai ukuran, mulai dari botol ukuran 330 ml hingga galon 5 liter. Jamaah diminta membongkar sendiri kopernya karena akan mengganggu antrian koper selanjutnya yang terus berdatangan. Temuan serupa juga terjadi dalam banyak kloter lainnya yang akan pulang ke Indonesia.
Otoritas bandara Arab Saudi menggunakan x-ray yang mampu mendeteksi berbagai jenis barang bawaan, termasuk air Zamzam. Jika ditemukan, maka koper akan dibongkar dan air zamzamnya akan dibuang. Faktor keamanan menjadi alasan pelarangan tersebut, yaitu jika botol pecah dan air merembes ke dalam pesawat dapat menimbulkan masalah keamanan dan keselamatan penerbangan.
Minat membawa air Zamzam oleh jamaah haji sangat tinggi, namun terdapat masalah dalam pengirimannya. Untuk penerbangan, mereka hanya diizinkan membawa air dalam kabin yang peruntukannya untuk diminum selama penerbangan. Pengiriman air Zamzam melalui kargo yang menggunakan kapal laut, sebagaimana barang belanjaan lainnya, juga tidak dimungkinkan. Ini yang kemudian memicu jamaah haji melakukan berbagai cara untuk membawa air Zamzam.
Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.