Istilah lailatul qadar sangat familiar dan tidak asing bagi telinga setiap orang, yaitu sebuah kado istimewa bagi orang yang bersungguh-sungguh untuk mendapatkannya. Saking akrabnya istilah itu, tidak jarang orang yang tiba-tiba mendapatkan hadiah yang tidak disangka sebelumnya ia lalu mengatakan “aku mendapat lailatul qadar”.
Mengapa malam al-qadar (lailatul qadar) dirahasiakan hari dan tanggalnya? Yang demikian adalah agar setiap orang berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Berbeda kalau malam al-qadar ditegaskan hari dan tanggalnya, tentu orang-orang akan bermalas-malasan di luar hari dan tanggal yang ditentukan, dan mereka baru akan bersungguh-sungguh (beribadah) ketika malam al-qadar sudah nyata adanya (hari dan tanggal yang ditentukan).
Meski malam al-qadar dirahasikan kapan terjadinya, namun Rasulullah saw memberikan bimbingan agar umatnya lebih mengencangkan ikat pinggangnya di malam ganjil sepuluh malam terakhir Bulan Ramadhan.
Hadits nabi dari Aisyah radhiallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi Wasallam bersabda:
تَحَرَّوْا ليلة القدرِ في الوِتْرِ من العشرِ الأواخرِ من رمضانَ
Artinya:
Carilah oleh kalian keutamaan lailatul qadr (malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepulu malam terakhir bulan Ramadhan. (HR Bukhari dan Muslim)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/mengapa-lailatul-qadar-dirahasiakan-M69NC