Tadi pagi, sekitar jam enam pagi tampak orang-orang membawa sebakul ketupat dan lepet lengkap dengan sayur lodeh menuju ke mushala atau masjid, dan ada pula yang berkumpul di perempatan desa untuk merayakan lebaran ketupat yang orang jawa menyebutnya dengan nama ‘bodo kecil’.
Di acara itu mereka berkirim doa secara berjamaah untuk arwah orang tua, keluarga dan sanak famili yang telah mendahului mereka (telah mati), setelah itu mereka lalu makan bersama hingga berbagi ketupat dan lepet kepada warga yang hadir.
Sungguh, hidup rukun dan damai itu nikmat, sungguh saling berbagi di antara sesama itu indah dan menyenangkan, itulah merawat tradisi yang diturunkan oleh para leluhur kita yang hingga kini masih dipegang teguh dan dijalankan secara turun temurun.
Merawat dan melestarikan nilai-nilai lama (yang baik) yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang terdahulu merupakan suatu tindakan yang dibolehkan, atau dengan kata lain tidak salah untuk dilakukan. Ada satu kaidah ushul fiqih yang menyebutkan:
المحُاَفَظَةُ عَلَى القَدِيْمِ الصَالِحِ وَالأَخْذُ باِلجَدِيْدِ الأَصْلَحِ
Artinya:
Melestarikan nilai-nilai lama yang baik dan menerapkan nilai-nilai baru yang lebih baik.
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/merawat-tradisi-ketupat-lepet-2iVkE