Muharram Datang, Jangan Lupa Puasa Sunnah Asyura

Di penghujung bulan Dzulhijjah, umat Islam bersiap menyambut bulan Muharram yang merupakan salah satu bulan mulia. Beberapa amalan bulan Muharram yang menjadi tradisi adalah bersedekah, menyantuni anak yatim, dan puasa Muharram

Berkenaan dengan puasa di bulan Muharram ini bertumpu pada hadis:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ، بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah, beliau berkata: Rasulullah bersabda sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah bulan Allah yang mulia, dan sebaik shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam. (HR Muslim, 2/821)

Dalam keterangan syarah Muslim karya Imam Nawawi maksud Muharram pada hadis di atas bukan berarti bulan Muharram, akan tetapi bulan mulia:

قوله صلى الله عليه وسلم : ( أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم ) تصريح بأنه أفضل الشهور للصوم

Artinya: Sabda Rasulullah berbunyi, sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah bulan Allah yang mulia itu merupakan penjelasan dari sebaik-baiknya bulan mulia yang digunakan untuk berpuasa. Tentunya ini mencakup Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Sebagian ulama berpendapat bahwa di antara asyhurul hurum yang paling utama tetaplah bulan Muharram.

Bahkan dalam kitab Sahih al-Bukhari terdapat satu bab khusus yang menyebutkan hadis-hadis puasa pada 10 Muharram atau dikenal Asyura dengan judul Bab Shiyam Yaumi Asyura. Ini haditsnya: 

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: مَا هَذَا؟، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Artinya: Nabi Muhammad datang ke kota Madinah. Beliau kemudian melihat orang Yahudi puasa pada hari Asyura. Lalu Rasulullah bertanya: Ada kegiatan apa ini? Para sahabat menjawab: Hari ini adalah hari baik yaitu hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka kemudian Nabi Musa melakukan puasa atas tersebut. Rasulullah lalu mengatakan: Saya lebih berhak dengan Musa daripada kalian. Nabi kemudian berpuasa Asyura dan menyuruh pada sahabat menjalankannya. (HR Bukhari, 3/44) 

Secara historis, puasa Asyura awalnya diperintahkan Rasulullah sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan. Kemudian setelah puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah memberi kebebasan bagi siapa saja yang ingin menjalankan dan ingin meninggalkan puasa Asyura. Hadis ini diriwayatkan dari Aisyah, istri Nabi Muhammad:

أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الجَاهِلِيَّةِ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ، فَلَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ صَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ  يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ

Artinya: Sesungguhnya Aisyah berkata: Puasa Asyura adalah puasa yang dilakukan oleh orang Quraisy pada zaman jahiliyyah dan Rasulullah juga melakukan puasa pada hari itu. Ketika Nabi datang ke Madinah juga melakukan puasa dan menyuruh para sahabat menjalankan puasa Asyura. Namun ketika puasa Ramadhan mulai diwajibkan, Nabi meninggalkan puasa Asyura. Maka barang siapa yang ingin berpuasa, silakan, dan siapa saja yang ingin meninggalkan, juga silakan. (HR Bukhari: 3/44).

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa puasa sunnah pada bulan Muharram, khususnya hari Asyura itu sangat disunnahkan, sebab Rasulullah sendiri mencontohkan puasa tersebut. Selain itu, puasa Asyura merupakan amalan baik dalam rangka mengisi tahun baru hijriah.


https://jatim.nu.or.id/keislaman/muharram-datang-jangan-lupa-puasa-sunnah-asyura-fCPhg

Author: Zant