MWCNU Pegandon Gerakkan Kembali Tradisi Maghrib Mengaji

Kendal, NU Online Jateng 

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pegandon menggerakkan kembali Maghrib mengaji. Hal ini bukan saja sebagai upaya mengembalikan tradisi, tetapi juga langkah agar anak-anak lepas dari televisi dan gawai.

“Malam ini kami melaunching program dari LD MWCNU Pegandon yaitu wajib mengaji setelah Magrib,” kata Ketua Tanfidziah MWCNU Pegandon KH Kholidul Wafa di Lapangan Tegorejo, Pegandon, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (13/6/2024).

Hal itu disampaikan saat meluncurkan program Gerakan Matikan Televisi dan Gadget setelah Maghrib yang diinisiasi Lembaga Dakwah MWCNU Pegandon. Peluncuran ini dilaksanakan bersamaan dengan pada acara MWCNU Bersholawat bersama Majelis Dzikir dan Sholawat Gandrung Nabi.

Gus Kholid, sapaan akrabnya, juga menyampaikan bahwa setelah Magrib hingga Isya’ perlu mematikan siaran televisi dan handphone dan diisi dengan mengaji.

“Karena dulu kita ketahui setelah Maghrib, budaya mengaji Al-Qur’an begitu ramai di masyarakat kita. Tapi akhir-akhir ini, kegiatan mengaji setelah Maghrib begitu memudar,” ujarnya.

Selain mengadakan program wajib mengaji setelah Maghrib, MWCNU juga mengadakan kegiatan ngaji rutinan untuk masyarakat Pegandon.

“MWCNU Pegandon setiap Ahad pagi mengadakan kegiatan pengajian yaitu tafaqquh fiddin, maka kami harap semuanya untuk bisa menghadiri acara tersebut setiap Ahad pagi jam 06.00 sampai jam 07.00 WIB yang bertempat di gedung MWCNU,” lanjutnya.

Sementara itu Camat Pegandon Junaedi mengatakan seiring berjalannya waktu perkembangan jaman yang begitu cepat dari era kolonial hingga era milenial teknologi terus berkembang begitu pesat.

“Dilandasi dari keresahan kami dengan mulai hilangnya tradisi mengaji sehabis Maghrib akibat perkembangan teknologi, maka kami mendukung penuh program ini. Teknologi digital itu mudah diakses oleh semua kalangan, hingga bisa membuat hilangnya moral anak-anak sampai dengan ketergantungan. Ini adalah program yang bagus dengan target menyelamatkan generasi yang mendatang dari kecacatan moral, akhlakul karimah hingga kedangkalan berfikir,” kata Junaedi yang juga merupakan pengurus LD PCNU Kendal ini.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kendal H. Muhammad Makmun bahwa perkembangan digital juga membawa dampak buruk bagi kita dan kita mudah terlena karenanya maka jika tidak dibatasi budaya tradisi mengaji sehabis Maghrib ini bisa hilang.

“Kami mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh MWCNU Pegandon ini, tentunya gerakan ini meski didukung oleh pemerintah tidak bisa berjalan tanpa adanya pantauan dari orang tua itu sendiri untuk melakukan pengawasan terhadap putra putrinya. Gerakan wajib mengaji sehabis Maghrib ini sangat bagus, ini sebagai tabungan kita agar kelak mereka menjadi generasi religius dan nasionalis yang cerdas,” kata H. Makmun.

Acara ini juga dihadiri juga perwakilan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kendal yang kali ini diwakili Kiai Khusnul Huda. Ia sangat mengapresiasi atas acara dan program yang diadakan oleh MWCNU Pegandon dan ia meminta doa agar semua masyarakat Kendal mendukung program dari PCNU Kendal terkait dengan pembangunan Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU). “Mari kita bersama-sama berdoa dan berdonasi agar kita segera mempunyai rumah sakit sendiri,” ucap Pelaksana Harian (Plh) PCNU Kendal Kiai Khusnul Huda.


https://jateng.nu.or.id/regional/mwcnu-pegandon-gerakkan-kembali-tradisi-maghrib-mengaji-qVKxB

Author: Zant