Jakarta, NU Online
Saat menyampaikan pidato pada Resepsi 1 Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/2023), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf tampil beda dari biasanya. Memang di awal pidato, Gus Yahya masih terlihat dengan gayanya yang santai, namun penuh makna.
Akan tetapi, pada puncak pidatonya Gus Yahya menyuguhkan penampilan berbeda dengan berpidato penuh semangat dan membakar motivasi siapa saja yang mendengarkannya. Terlebih ketika menyampaikan ucapan selamat datang di abad kedua Nahdlatul Ulama. Gus Yahya benar-benar tampil memukau, memantik semangat, dan memacu adrenalin warga Nahdliyin.
“Dunia! Selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama,” pekik Gus Yahya pada acara yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo dan Wapres KH Ma’ruf Amin ini.
Gaya pidato berapi-api ini pun mendapat apresiasi dari banyak kalangan. Termasuk Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyebutnya mirip dengan pidato berapi-api Bung Karno dan Bung Tomo.
“Gayanya mirip. Cara membakar semangatnya juga ada kesamaan lah. Semoga kontribusi besarnya tidak berbeda: Bung Karno-Bung Yahya-Bung Tomo,” tulis Gus Yaqut yang juga adik kandung Gus Yahya ini di Facebook-nya, Sabtu (11/2/2023).
Berikut Naskah pidato KH Yahya Cholil Staquf di Resepsi 1 Abad NU:
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Alhamdulillah, was syukru lillah, was shalatu was salamu ala rasulillah, sayyidina wa maulana Muhammad ibn Abdillah wa ala alihi wa shahbihi wa man walah. Amma ba’du.
Yang kami hormati, Bapak Presiden RI, Ir H Joko Widodo beserta ibu Iriana Joko Widodo.
Yang kami hormati, Wakil Presiden RI, Prof Dr KH Ma’ruf Amin beserta Ibu Nyai Wury Ma’ruf Amin.
Yang saya hormati, Presiden RI Ke-5, Ibu H Megawati Soekarnoputri.
Yang saya hormati, Ibu Negara Ke-4 RI, Ibu Nyai Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.
Yang mulia, Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Miftahul Achyar.
Yang mulia, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Ahmad Musthofa Bisri.
Para pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri Kabinet Indonesia Maju, para undangan yang kami muliakan.
Hadirin sekalian, jamaah, warga Nahdlatul Ulama, pencinta-pencinta Nahdlatul Ulama yang saya cintai.
Satu abad ini adalah satu abad riyadhah, satu abad tirakat, tirakat dari wali-wali, tirakat dari para kiai, tirakat dari segenap warga pencinta Nahdlatul Ulama yang dalam keadaan apapun tidak pernah berhenti meyakini bahwa berkah Nahdlatul Ulama adalah bekal masa depan yang lebih mulia bagi kita semua.
Yang tidak pernah berhenti meyakini bahwa Indonesia, Indonesia adalah tanah yang dilimpahi ridha Allah, diberkahi oleh Allah, untuk menjadi titik tolak masa depan yang lebih mulia bagi umat manusia. Tidak pernah berhenti meyakini bahwa dalam keadaan apapun pertolongan Allah akan senantiasa bersama kita.
Tirakat satu abad menjelma berkah raksasa, tirakat satu abad mendigdayakan Nahdlatul Ulama.
Hari ini kita melangkahkan kaki memasuki gerbang abad ke-2 Nahdlatul Ulama. Tidak ada yang lebih patut untuk kita lakukan pada kesempatan seperti ini selain syukur, syukur, kepada anugerah Ilahi.
Ber-tabarruk dengan khidmah sekuat-kuatnya, khidmah dengan kerja keras, khidmah dengan lebih cerdas, khidmah dengan sepenuh ikhlas, untuk mendapatkan bagian dari barakah raksasa itu bagi diri kita masing-masing.
Pak Jokowi dan ibu, sugeng rawuh, selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
Para kiai, para nyai, para ulama, selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
Para tamu, para hadirin, selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
Banser! Selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
Muslimat! Fatayat! Pagar Nusa! Ishari! Para banom! Kader-kader NU! Selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
Warga NU, pencinta-pencinta NU yang aku cintai, selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
Indonesia! selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
Dunia! Selamat datang di abad ke-2 Nahdlatul Ulama.
O Universe, welcome to the 2nd century of Nahdlatul Ulama.
Ayyuhal ‘alam, ahlan wa sahlan wa marhaban bi hudlurikum fil qarni tsani li nahdlatil ulama.
Wahai abad ke-2, wahai abad ke-2, rengkuhlah kami, rengkuhlah kami dalam berkah, dalam harapan, dalam prasangka baik, akan ridha Allah, pertolongan Allah yang Maha Rahman, yang Maha Esa.
Wallahu yuwaffiquna fi ma nuhibbu wa yuhibbullah.
Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
https://www.nu.or.id/nasional/naskah-lengkap-pidato-berapi-api-gus-yahya-di-resepsi-1-abad-nu-eh4XC