Naskah Mi’raj di Britania Raya

Isra Mi’raj adalah peristiwa luar biasa dan sangat populer di tengah umat Islam. Ada banyak karya yang dituliskan untuk menjelaskan peristiwa tersebut dari berbagai perspektif. Tak terkecuali di Nusantara sendiri. Hal ini terbukti dengan banyak ditemukannya naskah berusia ratusan tahun yang membahas tentangnya.

Naskah-naskah Nusantara yang membicarakan tentang Isra Mi’raj ini, ditulis dalam aneka bentuk. Ada yang berupa prosa, macapat, syair ataupun kitab utuh. Ditulis dengan aneka aksara dan bahasa lokal di persada Nusantara. Naskah-naskah itu pun tersebar di tengah masyarakat dan sejumlah perpustakaan dunia.

Di antara perpustakaan dunia yang menyimpan naskah-naskah Nusantara tentang Isra Mi’raj berada di Britania Raya. Hal ini setidaknya bisa kita telusuri dari “Indonesian Manuscripts in Great Britain: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian Languages in British Public Collections” yang disusun oleh M.C. Ricklefs dan P. Voorhoeve serta diterbitkan pertama kali pada 1977.

Di antaranya adalah naskah dengan kode Add 12371 koleksi British Library. Naskah ini terdiri dari empat karya. Pada bagian awal (1v-2v), mengisahkan tentang orang Israil yang tak mempercayai peristiwa Isra Miraj sampai akhirnya ia ditunjukkan suatu keajaiban. Hal ini menyadarkannya. Lalu, ia meminta maaf pada Nabi Muhammad.

Naskah yang selesai dikerjakan pada 22 Ramadan 1178 (1765 M) ini, dilanjutkan dengan Kitta’ Me’eraje’ (Kitab Mi’raj). Kitab yang berisi penjelasan peristiwa Mi’raj itu dimulai dari 3v – 18r. Lantas, pada halaman 18v – 24r, terdapat sebuah karya yang menjelaskan tentang apa saja yang Nabi Muhammad lihat saat berada di surga pada peristiwa Miraj tersebut.
Sebagai penutup, naskah tersebut dipungkasi dengan karya Syekh Nuruddin ar-Raniri yang berjudul Akhbaru-l-Akhirah. Karya menceritakan tentang hari kiamat ini cukup mendominasi naskah yang dimulai dari halaman 25r sampai 86r. Karya ini sendiri sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Bugis.

Selain itu ada dua naskah yang menjadi koleksi dari India Office Library. Perlu diketahui, sekarang telah digabungkan dalam British Library. Kedua naskah itu berbahasa Jawa dan Melayu.

Naskah yang berbahasa dan beraksara Jawa ini diberi kode Arab 2448 (Loth 1048). Ada sejumlah naskah sebenarnya, namun baru pada halaman 24v – 65 lah, kisah tentang mi’raj Nabi Muhammad dikupas. Naskah ini perkirakan berasal dari koleksi John Leyden (1775-1811) yang wafat di Batavia karena terjangkit demam.

 

Adapun naskah yang berbahasa Melayu diberi kode Malay B.3 (IO 2609). Judulnya adalah Hikayat Mi’raj Nabi Muhammad. Hikayat ini ditulis pada halaman 49-77.

Naskah-naskah Mi’raj dari Nusantara juga tersimpan di John Rylands University Library, Manchester dan di Royal Asiatic Society. Di perpustakaan pertama tersimpan dengan kode Javanese 4. Naskah ini berjudul Kitab Muhammad Mikrad (halaman 1-89). Naskah yang ditulis dengan aksara Pegon dan ditulis di atas daluwang ini berasal dari koleksi Crawford atau dikemudian hari dikenal dengan nama Lord Lindsay (1812-1880).

Sedangkan di Royal Asiatic Society itu disimpan dari Maxwell 97. Dari kodenya terlihat jika naskah ini berasal dari koleksi William Edward Maxwell (1846-1897). Ia adalah sosok penting dalam imperialisme Inggris di Malaysia. Ia pernah menjabat Asisten Residen Perak pada 1878 serta sejumlah jabatan penting lainnya yang memungkinkan dia banyak mempelajari bahasa dan budaya Nusantara.

Naskah tersebut berjudul Hikayat Nabi Mi’raj yang selesai disalin pada 1852. Naskah yang ditulis di atas kertas Eropa ini dimiliki awal oleh Muhammad bin Haji Abdul Fatah bersama dengan sejumlah naskah lainnya. Seperti Maxwell 23, 26, 58, 59 dan lain sebagainya.

Selain lima naskah tersebut, bisa jadi ada naskah-naskah lain di Britania Raya yang belum tercover dalam katalog susunan Ricklefs dan P. Voorhoeve. Studi-studi lain pasca 65 tahun penerbitan katalog itu bisa jadi menambahkannya. Ataupun akuisisi baru juga bisa memperkayanya. Termasuk upaya digitalisasi yang dalam beberapa tahun terakhir juga sedang digencarkan oleh British Library dalam program EAP-nya.

Waba’du, selamat memperingati Isra Mi’raj bagi yang merayakan dan selamat berlibur bagi semuanya karena salah satu barakahnya adalah tanggal merah.

Oleh: Ayung Notonegoro
 

https://jabar.nu.or.id/opini/naskah-mi-raj-di-britania-raya-v44oz

Author: Zant