Mojokerto, NU Online Jatim
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Mojokerto sudah berada di akhir masa kepengurusan. Oleh karena itu digelar Konferensi Cabang (Konfercab) ke XXVI-XXV yang merupakan forum tertinggi IPNU-IPPNU di tingkat cabang itu.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto, KH Abdul Adhim Alwi mengatakan, organisasi ini harus ditanamkan rasa kebersamaan dan kekompakan sesuai dengan qanun asasi yang disampaikan oleh KH Hasyim Asy’ari pendiri NU.
“Ini adalah pedoman sebuah resensi yang harus kita laksanakan. NU ini merupakan sebuah jam’iyyah yang full barokah. Maka masuklah ke dalam organisasi NU ini dengan penuh cinta, paling tidak dengan penuh kasih sayang dan kebersamaan,” ujarnya.
Maka, ketika masuk di dalam NU yang disitu ada Badan Otonom (Banom) dan Lembaga tidak laksanakan dan saling mencaci, serta membenci. Bahkan ada oknum-oknum yang menjadi provokator sehingga tidak ada kekompakan dan kebersamaan.
“Maka organisasi ini tidak akan ada artinya,” terangnya.
Pihaknya menjelaskan, masuklah ke dalam IPNU-IPPNU ini dengan cinta kasih, kasih sayang, kekompakan dan saling menopang dengan kebersatuan. Ini adalah letak pondasi organisasi. Jikalau IPNU-IPPNU tidak saling mencintai dalam organisasi.
“Ibarat kelapa hanya tinggal ampasnya, santannya hilang. Ada IPNU-IPPNU tapi hanya ampas-ampasnya saja, santannya tidak ada,” jelasnya.
Pihanya berharap, baik IPNU dan IPPNU qanun asasi ini harus diletakkan dalam relung hati yang paling dalam. Warnai IPNU-IPPNU dalam mahabbah.
Pembukaan dihadiri sejumlah tokoh dari IPNU-IPPNU, Pimpinan Wilayah (PW) IPNU-IPPNU Jawa Timur, dan PC IPNU-IPPNU Kota Mojokerto, perwakilan dari pimpinan ranting, pimpinan komisariat pondok pesantren. Termasuk Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT), Pimpinan Anak Cabang (PAC).
Tampak pula dari PCNU Kabupaten Mojokerto, badan otonom NU seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Ansor.