Kudus, NU Online Jateng
Hari Santri telah ditetapkan pada tanggal 22 Oktober, hal tersebut didasarkan dengan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Dalam rangka peringatan Hari Santri 2023, Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Pasuruhan Kidul, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus menggelar ‘Pengajian Budaya’ pada Sabtu (28/10/2023).
Pengajian Budaya bersama badan otonom NU yang bertempat di Madrasah Ibitidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Miftahul Falah merupakan pengajian dengan media Wayang Kulit sebagai syiar dalam menyampaikan dakwah Islam.
Ketua Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Pasuruhan Kidul Adriyanto mengatakan, peringatan hari santri diadakan untuk mengingat, meneladani, serta melanjutkan peran para ulama dan santri dalam mempertahankan NKRI.
“Pengajian Budaya merupakan pengajian dengan media Wayang Kulit sebagai syiar dalam menyampaikan dakwah Islam,” ujarnya kepada NU Online Jateng, Rabu (1/11/2023).
Dirinya mencontohkan seperti pertunjukan wayang pada umumnya, terdapat dalang yang memainkan wayang, vokal, dan pengiring musik. Akan tetapi, pengajian budaya dalam lagu dibuat Islami yang di dalamnya mengandung pesan syiar Islam.
“Kami memperingati hari santri dengan cara berbeda akan tetapi dengan semangat yang sama yakni meneladani para pejuang santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan RI,” tegasnya.
Seperti pertunjukan wayang pada umumnya, terdapat dalang/ustadz yang memainkan wayang, sinden/vokal, dan pengiring musik. Akan tetapi, pengajian budaya dalam lagu dibuat islami yang didalamnya mengandung pesan syiar Islam.
Dalang dari Kudus yakni Ki Ranu Adji Wicaksono dalam pesannya menyampaikan, dadi generasi penerus NU ojo leda lede, ayo kreatif! Galilah potensimu, yen awakmu iso berorganisasi yo kui tekuni,” ungkap Ki Danu saat memainkan wayang budaya.
Ki Danu menegaskan, peringatan hari santri diadakan untuk mengingat, meneladani serta melanjutkan peran para ulama dan santri dalam mempertahankan NKRI. “Agar selalu berhati-hati dan waspada dalam menggunakan teknologi modern. Jangan sampai dengan adanya kemajuan teknologi malah membuat diri sendiri terjerumus ke hal yang tidak baik,” pungkasnya.
Acara diawali pembukaan dilanjutkan dengan pembacaan Al-Qur’an dn shalawat asyghil, tahlil, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Yalal Wathon, dan Mars Hari Santri. Setelah itu, sambutan oleh ketua NU, kepala desa, dan ketua panitia. Selanjutnya acara puncak yaitu pengajian budaya.
Pengirim : Adinda Aprilya Sulvessy S.