Malang, NU Online Jatim
Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Bunga Almamater Universitas Islam Malang (Unisma) meraih dua penghargaan sekaligus dalam ajang 3rd International Bandung Choral Festival 2023. Tim dari Unisma mendapat silver medal untuk kategori mix voice dan gold medal untuk kategori folklor.
Ketua PSM Bunga Almamater Unisma, Dhania Nur Ad’ha mengatakan, proses latihan tim dimulai dari bulan Maret dengan open recruitment untuk lomba SICF di Singapura. Setelah tim, PSM mengadakan annual concert untuk menyaring vokalis sehingga terbentuk tim yang berangkat ke Bandung Choral Festival 2023.
“Kita menyaring anggota kami untuk mengikuti event di bulan November ini. Ada dua kategori yang kami ikuti mix voice dan folklore,” ujarnya yang dilansir dari beritajatim.com, Rabu (15/11/2023).
Dari kedua kategori yang diikuti, PSM Unisma meraih silver medal untuk mix voice dan gold medal di kategori folklor. Ajang ini berlangsung selama 7 hari dengan berbagai kegiatan menarik. “Kami tidak hanya berkompetisi, tetapi ada juga choir exchange dengan Universitas Sultan Idris Malaysia. Kita mendapat kesempatan untuk itu,” terangnya.
Anggota vokalis PSM Bungan Almamater Unisma, Rico Tomboti menambahkan, di daerah Benggong timnya melakukan imitasi berbagai suara alam, seperti burung, monyet, dan lain-lain.
“Alhamdulillah hasilnya sesuai harapan kami. Nilai kami saat itu 89 untuk kategori foklor. Dari proses yang sangat panjang, kami dari universitas swasta unggul bisa membuktikan kepada pesaing kami seperti dari ISI, UGM, Unnes, kami bersanding dan bersaing dengan mereka,” ucapnya.
Tim PSM Unisma terdiri atas 39 anggota dengan rincian 5 official 33 vokalis. Total peserta 3rd International Bandung Choral Festival 2023 untuk kategori mix voice sebanyak 30 peserta dan kategori foklor 25 peserta.
Sementara itu, Rektor Unisma, Prof. Maskuri, M.Si., merasa bangga dan mengucapkan selamat atas perolehan medali emas dan perak PSM Bunga Almamater yang diikuti 50 delegasi tingkat Internasional. Ia memberikan apresiasi karena rutin setiap tahun mendapat medali, baik emas maupun perak.
Dijelaskan, saat akreditasi institusi, Unisma nyaris tidak menampilkan juara regional. Hal itu karena Unisma tidak memposisikan diri berlaga di tingkat regional, tetapi tingkat nasional dan Internasional.
“Ini upaya bagi mahasiswa dan dosen untuk akselerasi tingkat nasional juga Internasional. Dosen dan mahasiswa mengikuti berbagai event nasional juga Internasional. Semua itu menjadi motivasi untuk akselerasi lembaga,” pungkasnya.