Jakarta, NU Online
Perusakan salinan Al-Qur’an kembali terjadi di bumi Eropa. Tepat seminggu yang lalu setelah dibakar di Stockholm, Swedia, kitab suci umat Islam kini dihanguskan lagi oleh ekstremis Swedia-Denmark, Rasmus Paludan di Denmark, Jumat (27/1/2023).
Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda, Ahmad Afnan Anshori, menilai penistaan terhadap simbol agama Islam berupa pembakaran salinan Al-Qur’an merupakan bentuk provokasi yang ditujukan untuk menyulut amarah umat Islam.
“Ini bukan kali pertama mereka menghina simbol-simbol agama Islam. Tujuannya untuk mengekspresikan dan menyebarkan kebencian mereka terhadap Islam, terutama di Eropa,” ungkap Afnan kepada NU Online, Sabtu (28/1/2023).
Meski demikian, ia meminta umat Islam untuk bersikap bijak dan tidak termakan provokasi atas aksi yang terus berulang dan dibalut dalih kebebasan berekspresi itu.
“Umat Islam yang ada di Belanda khususnya dan di Eropa umumnya, harus tetap tenang dan tidak terprovokasi,” jabar peneliti di Radboud University Nijmegen, Belanda tersebut.
Justru, lanjut dia, umat Islam di Eropa harus menunjukkan wajah Islam yang sebenarnya yaitu wajah Islam yang santun dan damai.
“Sehingga keberadaan mereka tidak menjadi ancaman tetapi rahmat,” tutur Dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, itu.
Dengan demikian, ia menilai bahwa secara perlahan sejumlah masalah menyangut islamophobia, rasisme, dan xenophobia bisa lenyap dari bumi Eropa.
Upaya penyebaran nilai-nilai Islam moderat terus digalakkan oleh PCINU Belanda. Sebagai duta PBNU, lanjut dia, PCINU Belanda berusaha menyebarkan gagasan moderasi beragama dengan berbagai program termasuk dilaksanakannya konferensi internasional dua tahunan bekerja sama dengan universitas-universitas terkemuka di Belanda.
“Salah satu tujuan pendirian PCINU Belanda adalah untuk menampilkan wajah Islam moderat, damai dan toleran di Belanda dan benua Eropa,” katanya.
Pada konferensi internasional dua tahuanan yang dihadiri oleh tokoh-tokoh PBNU itu, para akademisi dan peneliti dari berbagai belahan dunia bertemu dan bertukar gagasan untuk merespon berbagai isu dan persoalan keagamaan dan kemanusiaan global.
“Konferensi pertama (tahun 2017) dihadiri oleh Dirjen Pendis Kemenag RI. Konferensi kedua (2019) dihadiri oleh Menag RI. Konferensi ketiga (2022) dihadiri Menko Polhukam serta dibuka secara resmi oleh wakil presiden RI,” tutupnya.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.