Trenggalek, NU Online Jatim
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Trenggalek memungkasi 40 kegiatan dalam serangkaian agenda Hari Santri 2023 dengan tasyakuran. Kegiatan yang juga diisi penyerahan hadiah pemenang lomba ini dipusatkan di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Trenggalek.
“Alhamdulillah, 40 kegiatan telah kita selesaikan dan kita tutup pada malam hari ini. Mudah-mudahan tahun depan kita juga terus mampu melakukan kegiatan yang sama,” ujar Ketua PCNU Trenggalek, Kiai Yusuful Hamdani kepada NU Online Jatim, Sabtu (11/11/2023).
Kiai Yusuf berharap agenda Hari Santri di tahun mendatang dapat lebih ditingkatkan lagi, baik secara kualitas dan kuantitas. Sebab hal demikian menurutnya sebagai bentuk khidmah kepada para masyayikh, pejuang, pahlawan negara dan muassis Nahdlatul Ulama.
Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatullah (Haya) Pule, Trenggalek ini menambahkan ucapan terima kasih kepada seluruh pengurus, panitia dan Pemerintah Kabupaten Trenggalek yang ikut mendukung terselenggaranya Hari Santri.
“Kami merasakan bahwa support dukungan dan follow up kontribusi Pemkab Trenggalek dari tahun ke tahun terus bisa kita rasakan peningkatannya. Sehingga menampakan kualitas-kualitas para juara juara sesuai bidang masing-masing,” ucapnya.
Tak terkecuali, PCNU Trenggalek juga berterima kasih kepada para santri yang sudah ikut menyemarakkan dan berpartisipasi mengikuti serangkaian lomba. Dirinya berpesan agar penghargaan yang diterima tidak hanya dilihat dari segi jumlah saja.
“Saya harap jangan dilihat bentuk jumlahnya, tetapi ini sebagai bentuk apresiasi dari semua jajaran sebagai bentuk penghormatan kepada para santri,” tegasnya.
Senada hal itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Trenggalek, dr Saeroni yang mewakili Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, menyampaikan bahwa Hari Santri tidak hanya mengenang jasa para santri dan kiai yang telah berjuang memerdekakan Republik Indonesia.
“Tetapi juga mengingatkan kembali jerih payah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Termasuk pula dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia,” katanya.
Menurut Saeroni, hal demikian dapat terwujud berkat peran dan kontribusi para ulama dan santri terdahulu. Karenanya, sebagai generasi penerus wajib melanjutkan perjuangannya sesuai era masing-masing.
“Jika dulu berjihad dengan menumpas penjajahan menggunakan senjata, sekarang jihad dalam arti berjuang untuk memajukan bangsa ini melalui pendidikan dan pengabdian kepada agama dan masyarakat, serta menjaga nilai-nilai luhur toleransi dan persatuan,” pungkasnya.
Turut hadir dalam agenda tersebut jajaran PCNU Trenggalek, pimpinan lembaga dan badan otonom NU, serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Trenggalek. Turut hadir pula para masyayikh dan ulama pondok pesantren di Trenggalek dan para muhibbin.
https://jatim.nu.or.id/matraman/pcnu-trenggalek-tutup-agenda-hari-santri-dengan-tasyakuran-86mR5