Semarang, NU Online Jateng
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Semarang, H Iswar Aminudin mendorong agar kader Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) menumbuhkan generasi pembangunan bangsa. Sebab, menurutnya, Fatayat NU juga sebagai ibu atau madrasatul ula bertugas untuk itu
“Nah, ini Fatayat harus kita dorong sebagai seorang perempuan, Fatayat juga sebagai seorang ibu ya madrasahnya anak-anak. Jadi kader Fatayat harus mampu membentuk anak-anak yang memiliki mental dan spiritual yang kuat untuk membangun bangsa,” ujarnya.
Sekda mengatakan hal itu seusai menghadiri Apel Kebangsaan dalam rangka menyambut 101 tahun NU yang digelar Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Tembalang di halaman Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Kota Semarang, Ahad (7/1/2024).
Ia lantas menyontohkan indeks membaca bangsa Indonesia yang masih rendah. Padahal, lanjutnya, membaca sangat dibutuhkan untuk memunculkan sebuah wacana ilmu dan sebagainya.
Saat menjadi pembina Apel, Iswar mengungkapkan alasan Pemerintah Kota Semarang selalu memperhatikan keberadaan organisasi masyarakat, terlebih NU dan Badan Otonom (Banom). Menurutnya, NU dan banomnya telah terbukti secara nyata berperan membina masyarakat dan meumbuhkan semangat nasionalisme sejak masa perjuangan kemerdekaan.
“Sehingga patutlah kami memperhatikan NU dan banomnya,” kata Iswar.
Sejalan dengan peran kemasyarakatan yang telah dilakukan oleh NU dan banomnya, Sekda juga mengingatkan tentang tantangan yang ada selalu berkembang seiring laju perkembangan zaman. “Ke depan tantangan semakin berat, semakin ruwet semakin dahsyat,” ujarnya.
Lebih lanjut Iswar menerangkan peran yang ia maksud. Yakni peran NU yang sangat menonjol dalam memunculkan pertempuran 10 November melalui fatwa jihad mempertahankan kemerdekaan, sebuah peristiwa sejarah resolusi jihad yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional.
“Saya kira sangat jelas ya, dari satu abad yang lalu berdirinya NU dengan dikeluarkannya resolusi jihad, ini kan sangat jelas bagaimana NU tidak bisa lepas dari mempertahankan negara kita. Sebagai satu bangsa yang berdaulat, sebagai negara yang berkesatuan Republik Indonesia,” urainya.
Ia menilai NU sampai saat ini terus menjadi organisasi yang terdepan dalam membela bangsa dan negara. Hal itu menurutnya terbukti saat ini dengan gerakan NU di berbagai bidang kemasyarakatan, baik sosial, pendidikan, dan kesehatan.
“Persoalan hari inipun terkait pendidikan dan kesehatan itu un belum selesai. Cita-cita kita tentang bagaimana membangun karakter bangsa sumberdaya manusia ini kan tantangannya sangat berat,” terangnya.
Sekretaris PC Fatayat NU Kota Semarang Hj Masdaliyatul Lulukiyah menjelaskan, Fatayat NU terus bergerak di berbagai bidang dalam skala nasional, dari tingkat pusat sampai anak ranting.
Ia sebutkan berbagai produk yang dipasarkan dengan jejaring kader Fatayat NU, juga gerakan dalam menjaga perempuan dan anak dari tindakan yang tidak diinginkan. “Kalau mendampingi kasus kekerasan, kita belum sampai ke situ, baru pelatihan paralegal, tapi sosialisasi untuk mencegah agar tidak sampai terjadi, itu sudah kita lakukan,” ujarnya.
Ketua PAC Fatayat NU Tembalang Aniqotunnafiah menambahkan, kegiatan Apel Kebangsaan merupakan bukti politik NU tidak pada politik praktis, melainkan politik kebangsaan. “Hal ini sebagaimana yang terus diajarkan dalam berbagai pelatihan dan kaderisasi di NU maupun banomnya,” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat