Aku melihat belakangan ini, entah sejak kapan, di negeri ini, berkembang jenis pengetahuan yang didasarkan “katanya dan katanya”: “qila wa qala”.
Ini sebuah pengetahuan spekulatif, yang sulit untuk dibuktikan kebenarannya. Tetapi ia diyakini banyak orang sebagai kebenaran. Mereka bahkan berusaha memengaruhi orang lain dan meyakinkannya.
Pengetahuan jenis ini sering diutamakan daripada pengetahuan rasional dan faktual, kenyataan. Penerimaan orang atasnya sangat tergantung pada siapa yang mengatakannya yang dipercayainya.
Aku tidak tahu mengapa pengetahuan jenis ini kini berkembang pesat. Sementara pengetahuan berbasis rasio tak cukup populer dan tidak atau kurang menarik hati.
Aku juga melihat ketertarikan banyak orang kepada perilaku-perilaku dan penampilan-penampilan yang lucu atau yang membuat mereka tertawa gembira dan aneh. Keahlian sulap menyulap tiba-tiba menjadi fenomenal, digemari banyak orang, dan makin banyak orang memercayainya dan direspon secara agitatif. Tukang pawang juga menarik hati publik.
Aktifitas dengan memanfaatkan akal budi, meredup dan termarjinalkan. Padahal kitab suci sering menyebut dan menuntut msnusia untuk menggunakan pikiran sehatnya. Masa depan kita kelak seperti apa. Kita tak pernah tahu secara pasti.
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU
https://jabar.nu.or.id/hikmah/perkembangan-pengetahuan-berdasarkan-qila-wa-qala-P3PLQ