Surabaya, NU Online Jatim
Sistem ketahanan pangan kini mulai terdampak krisis global. Karenanya, KH Said Aqil Siradj, mantan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengingatkan agar sistem ketahanan pangan nasional diperkuat.
“Tidak lama lagi kalau benar akan terjadi krisis yang luar biasa dan kalau sudah terjadi kelaparan (krisis pangan) maka pasti akan terganggu antara stabilitas ekonomi dan keamanan. Karena semua pasti akan saling kait mengkait,” kata Kiai Said dikutip tempo.co, Senin (19/09/2022).
Menurutnya, menjaga kesediaan pangan adalah kewajiban yang telah diingatkan Allah SWT dalam surat Al-Quraisy yakni perintah untuk memberi makan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan ketakutan.
“Perut dulu kenyang baru aman. Jangan nanti perut lapar baru kita berharap tenang. Jangan juga beras panen tapi harga mahal. Ini kadang-kadang yang saya nggak mudeng. Kita nomor satu penanam sawit di dunia tapi minyak goreng mahal,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan pentingnya penguatan komoditas lokal untuk kemandirian pangan, demi meningkatkan kesejahteraan petani serta antisipasi krisis pangan global yang saat ini sedang melanda dunia. Ia mengajak semua pihak berkontribusi terhadap upaya pencapaian ketahanan pangan nasional.
Karena itu, setiap kepala daerah diharapkan mampu memperkuat lumbung-lumbung pangan yang ada dan memperkuat cadangan pangan untuk mencapai ketahanan pangan daerah.
“Diperlukan pemetaan potensi unggulan daerah, termasuk potensi komoditas lokal, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan petani,” katanya.