Pesantren Leteh Rembang Bersama Badiklat Kemenag Semarang Gelar Pelatihan Teknologi

Rembang, NU Online Jateng 
Dalam rangka untuk melek teknologi informasi, Pesantren Raudlatut Thalibin (TPI) Leteh, Rembang bekerja sama dengan Badan Diklat Keagamaan Kementerian Agama (Kemenag) Semarang mengadakan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi di aula pesantren putri setempat.

Kegiatan yang berlangsung selama 5 hari dimulai Senin 29 April hingga Jumat 3 Mei 2024 ini diikuti oleh pengurus pondok pesantren di Rembang dan menghadirkan dua pemateri Sri Sukarni dan Fatma Widyastuti.

Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin (TPI) Leteh Rembang HM Bisri Cholil Laqouf mengatakan, pelatihan selama 5 hari hanya sebagai pintu pembuka bagi pengasuh pondok pesantren.

“Kegiatan ini tidak hanya berhenti di pelatihan saja. Namun harus rutin dengan pembuatan konten-konten yang bagus dari perwakilan pesantren yang ikut dalam pelatihan,” ujarnya.

Pria yang juga menjabat Wakil Ketua 1 DPRD Rembang ini menyampaikan, pelatihan teknologi informasi sebagai upaya meningkatkan kompetensi bagi pesantren utamanya terkait pemanfaatan teknologi digital.

“Penguasaan teknologi informasi bagi pesantren sangat penting. Kegiatan ini jangan hanya berhenti di pelatihan saja, namun harus dipraktikkan dengan pembuatan konten-konten yang bagus dan bermanfaat,” ucap Gus Gipul yang juga adik Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
 

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Rembang H Moh Mukson menjelaskan, kalangan  pesantren harus mampu berdaptasi dengan perubahan zaman utamanya perkembangan teknologi informasi di era digital saat ini.

“Mau tak mau semua kalangan harus beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi. Karenanya, penguasaan teknologi informasi menjadi sebuah keharusan sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi di kalangan pondok pesantren,” katanya.

Dikatakan, banyak sekali materi-materi pesantren yang bagus. Namun materi-materi itu belum banyak tersebar ke masyarakat melalui teknologi informasi dan media sosial. “Semoga dengan pelatihan ini, pesantren bisa membanjiri media sosial dengan konten-konten yang bagus, terpercaya, dan menjadi rujukan masyarakat dalam beragama,” unkapnya.

Alumni program studi Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta angkatan tahun 2013 ini menambahkan, pada awalnya konten pesantren sering dianggap kurang menarik. Namun terbukti, setelah konten pesantren muncul banyak peminat yang melihat konten itu.

“Sebagai contoh Gus Baha meski tidak mengupload sendiri, namun muhibin-muhibinnya banyak yang membuat konten. Akhirnya seperti yang kita ketahui sekarang ini, pengajian Gus Baha ada di mana-mana dan diterima baik oleh masyarakat,” pungkasnya.

Kontributor: Moh Lilik Wijanarko 


https://jateng.nu.or.id/regional/pesantren-leteh-rembang-bersama-badiklat-kemenag-semarang-gelar-pelatihan-teknologi-kuJuQ

Author: Zant