Jakarta, NU Online
Di dunia ini penuh dengan keragaman yang tidak dapat kita hitung satu persatu. Mulai dari keragaman manusia, hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya. Hal ini telah menjadi sunnatullah yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita.
Sejalan dengan hal tersebut, Cendekiawan Muslim Indonesia Prof HM Quraish Shihab menjelaskan bahwa Tuhan yang menciptakan keberagaman ini, sehingga segala sesuatunya tidak akan pernah ada yang sama.
“Jangan pernah memaksakan untuk menjadikan semuanya sama. Ini mustahil. Karena itu Al-Qur’an berkata: Kalau Tuhan mau, Dia jadikan kalian semua sama. Dia jadikan kamu semua seagama, tapi Tuhan tidak mau. Dia mau kita memilih agama sesuai dan setelah kita mempelajarinya,” tuturnya dalam YouTube Quraish Shihab berjudul Keragaman Manusia adalah Keniscayaan, Jumat (2/12/2022).
Prof Quraish menuturkan jikalau Tuhan mau semuanya sama maka kita tidak diberikan akal. Orang yang sama-sama memiliki rambut hitam pasti memiliki isi kepala yang pasti berbeda-beda, karena keragaman adalah keniscayaan.
Tuhan menciptakan sesuatu tidak ada yang sama persis, semua beragam termasuk manusia. Seseorang yang kembar pun pasti ada perbedaannya. Pohon yang memiliki daun juga pasti ada perbedaannya meskipun pohonnya sama.
Prof Quraish juga menyebutkan bahwa seseorang dapat menggunakan akalnya untuk membaca alam. Kata membaca tidak harus dibatasi dengan membaca suatu teks. Pandanglah segala sesuatu, pelajarilah dan tariklah kesimpulan dari apa yang dapat dilihat dan dibaca.
“Silahkan baca apa saja tapi kaitkan bacaan itu dengan bismi rabbik, dengan niat memperoleh bantuan Tuhan. Bacalah itu demi karena Tuhanmu yang memelihara kamu. Dari bacaan itu harus menghasilkan sesuatu yang direstui Tuhan. Salah satunya adalah bermanfaat bagi manusia, itu yang dapat kita pahami dari iqra’ bismi rabbik,” paparnya.
Menurut Prof Quraish, untuk mencapai kemajuan pembangunan peradaban diperlukan seseorang yang banyak membaca. Membaca bukan hanya dari sesuatu yang tertulis, tapi segala sesuatu yang dapat dilihat hendaknya dibaca. Contohnya memperhatikan alam raya dapat juga untuk dibaca.
Di dalam jurnal Unida Gontor Vol 7, No.1, April 2011, Muhammad Chirzin menyebutkan bahwa umat manusia diciptakan dengan beraneka ragam tradisi, budaya, warna kulit, bahasa dan agama serta profesinya sepanjang zaman. Allah berfirman tentang keanekaragaman itu sebagai berikut:
“Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya Ia menciptakan langit dan bumi, dan aneka macam perbedaan bahasa dan warna kulit. Sungguh, yang demikian ialah tanda-tanda bagi orang yang berpengetahuan.” (QS. Ar-Rum: 22).
Perbedaan bahasa dan warna kulit; ada yang hitam, kuning, sawo matang, dan putih, padahal bersumber dari asal-usul yang sama, merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah. Namun, dasar kesatuannya tetap tidak berubah. Mereka merasakan dalam cara yang sama dan sama-sama di bawah perlindungan Tuhan.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Musthofa Asrori
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.