Jakarta, NU Online
Cendekiawan Muslim Indonesia, Prof HM Quraish Shihab mengungkapkan pentingnya umat Islam mempercayai hari pembalasan. Ia menegaskan semua agama meyakini dan mengajarkan tiga hal. Pertama, agama menuntut seseorang mempercayai ada kekuatan maha dahsyat yang mengatur alam raya, kekuatan itu dinamai Tuhan. Semua agama percaya walaupun bisa berbeda-beda pada rinciannya menyangkut Tuhan.
Kedua, semua agama mengajarkan bahwa ada hari pembalasan. Orang baik dibalas baik, orang buruk akan dibalas buruk. Pembalasannya bisa berbeda-beda ada yang menyebut saat di dunia maupun di akhirat.
Ketiga, setiap orang beragama memiliki dorongan untuk melakukan hubungan dengan kekuatan yang maha dahsyat, yang di dalam Islam dinamai ibadah. Semua agama mengenal ibadah dan mengajarkan agar memiliki hubungan degan Tuhan. Umat agama Kristen ke gereja, Islam ke masjid dengan aneka tuntunannya, Hindu Budha juga seperti itu.
“Tiga pokok itu harus ada pada setiap agama dan harus dihayati oleh setiap orang bergama, termasuk Islam,” ungkapnya dalam tayangan Hari Kebangkitan: Surga dan Neraka dalam Pandangan Islam bersama Prof. Dr. M Quraish Shihab, MA diakses Ahad (25/9/2022).
Terkait hari pembalasan dan kebangkitan, Prof Quraish menjelaskan bahwa hari itu manusia akan memperoleh balasan atau ganjaran dari apa yang telah dilakukan selama ini. Hari pembalasan harus ada karena semua manusia mendambakan keadilan.
“Orang jahat pun mendambakan keadilan tapi keadilan di dunia ini tidak sempurna. Alangkah banyaknya orang-orang yang baik masuk penjara dan tersiksa. Banyak juga orang-orang yang melakukan kejahatan tapi tidak masuk penjara dan bebas dari hukuman, ini tidak adil maka perlu ada hari pembalasan yang sempurnanya ada setelah kematian manusia yaitu di akhirat,” terang penulis Tafsir Almisbah.
Hari kebangkitan dimulai dari hancurnya alam raya. Kemudian semua yang mati akan bangkit kembali dalam satu tempat yaitu padang mahsyar, di situlah awal mula kebangkitan manusia. Sebagian ulama berkata bahwa manusia akan dibangkitkan hanya ruhnya, karena jasmaninya telah hancur dan hanya diciptakan untuk hidup sesuai alam duniawi. Ada juga yang berkata bahwa manusia dibangkitkan dengan ruhani dan jasmani walaupun jasmaninya sudah berbeda keadaannya karena diciptakan Allah untuk hidup di akhirat.
“Apapun yang anda percayai yang terpenting adalah percaya bahwa ada hari pembalasan dan kebangkitan,” terangnya.
Surga dan Neraka
Al Qur’an menyebutkan bahwa seseorang mendapatkan surga bukan karena amalnya tapi anugerah Tuhan. Tapi seseorang yang mendapatkan neraka adalah akibat dari alam perbuatannya.
“Dampak perbuatan yang baik adalah siksa seperti ketika meminum segelas air akan menjadi sehat dan ketika meminum setetes racun akan menyebabkan kesakitan. Jangan keberatan jika mendapatkan neraka karena itu salahnya sendiri yang tidak percaya kepada Tuhan,” lanjutnya.
Banyak orang menduga bahwa surga dan neraka itu seperti dilukiskan dalam Al-Qur’an, ada sungai-sungai, madu, khamr yang tidak memabukkan, dan ada makanan yang lezat. Apa yang dilukiskan oleh Al-Qur’an dan hadis tentang surga dan neraka itu hanyalah perumpamaan, tidak sama persis dengan itu. Di sana ada hal-hal yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terlintas oleh pikiran.
“Jangan pahami surga dan negara seperti yang digambarkan karena itu hanya gambaran supaya kita memahami sekelumit darinya. Kita tidak bisa memahami surga dan neraka maka Allah memberikan contoh-contoh sesuai dengan pemahaman kita padahal semestinya lebih hebat dari itu,” pungkas Prof Quraish.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Kendi Setiawan
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.