Jember, NU Online Jatim
Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli, Kaliwates, Jember semakin mengukuhkan dirinya sebagai pondok literasi. Setelah sebelumnya sejumlah tokoh nasional hingga internasional berkunjung ke pesantren tersebut, kini profesor muda Amerika, Lailatul Fitriyah, Ph.D hadir sebagai narasumber dalam acara ‘Tadarus Ilmiah’ dengan tema Pengalaman Studi di Amerika.
Pengasuh Pesantren Darul Hikam, Prof. Dr. KH, M. Noor Harisudin, S.Ag, SH, M. Fil., C.LA, mengungkapkan, sejumlah tokoh penting seperti Rais Aam PBNU, Kiai Afifudin Muhajir, Prof Nadirsyah Hosen (Australia), Ustadz Malik (Australia) dan lainnya sudah berkunjung ke Darul Hikam untuk berdiskusi dan sharing keilmuan bersama para mahasantri.
“Sudah ada tokoh dari dua benua yang berkunjung langsung ke Darul Hikam, bukan secara online, melainkan offline. Saya sangat senang atas kehadiran beliau-beliau untuk memberikan motivasi kepada para mahasantri kami,” ungkap Prof Haris dalam sambutannya di aula pondok pesantren putra Ajung Jember pada Rabu (22/11/2023) malam.
Semangat Darul Hikam, lanjut Prof Haris, adalah semangat al-Quran. Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Menurut Prof Haris, Ilmu adalah nomor satu, sisanya bisa jabatan/kedudukan dan kekayaan.
“Karena itu, di Darul Hikam yang ditekankan adalah keilmuan, seperti adanya madin awwaliyah, wustha, kegiatan ngaji kitab kuning, Bahasa Inggris, media center/pelatihan jurnalistik, tahfidz/sema’an al-Quran dan banyak lainnya. Semua itu untuk meningkatkan kecintaan para mahasantri terhadap ilmu,” tutur Prof Haris yang juga Ketua PP APHTN-HAN.
Di samping itu, kedatangan profesor dari Universitas Toronto, Canada, Prof Lailatul Fitriyah, Ph.D itu memberikan sejumlah motivasi dan kisah perjuannya selama belajar di Amerika. Prof Laili mengungkapkan sejak 2010–2013 sembari bekerja, ia juga melamar beasiswa di universitas luar negeri kurang lebih dari 100 aplikasi atau para donor, namun masih gagal.
“Baru di akhir tahun 2013 saya melamar beasiswa ke universitasnya langsung di empat universitas berbeda, meski semuanya lulus, saya hanya memilih University of Notre Dame karena bersedia untuk menanggung beasiswa saya 100 persen,”ungkapnya.
Perjalanan dirinya selama studi di luar negeri tidaklah mudah, ia perlu untuk belajar lebih maksimal karena keterbatasan Bahasa Inggris.
“Saya belajar Bahasa Inggris secara otodidak, misalnya dengan mendengarkan lagu Bahasa Inggris kemudian menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia,” tutur Prof Laili.
“Di University of Notre Dame saya kelimpungan, karena semuanya berbahasa Inggris, entah itu diskusi, paparan dosen, bahan bacaan dan semuanya. Saya harus melakukan strategi khusus untuk mengejar ketinggalan di kelas, salah satunya dengan tidur maksimal 3 jam dalam sehari, untuk saya gunakan belajar,” tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Ibu Nyai Robiatul Adawiyah, S.HI, M.H yang juga pengasuh Pondok Putri Darul Hikam menambahkan, para mahasantri terlebih mahasantri baru diharuskan untuk mengikuti kegiatan semaan al-Quran yang akan dilaksanakan pada Minggu mendatang.
“Mari para mahasantri semangat untuk mengikuti kegiatan pondok, salah satunya semaan al-quran yang insyaallah akan kita laksanakan pada minggu depan ini. Selain penting untuk memperkuat hafalan para mahasantri, juga untuk mempersiapkan ujian BTQ di kampus UIN KHAS Jember,” terangnya.
Reporter: M. Irwan Zamroni Ali
Editor: Siti Junita