Puasa, Mengapa Unggah Konten Perkataan Kotor dan Keji?

Sewaktu kecil dahulu, ketika anak-anak sedang berpuasa mereka sangat berhati-hati dan berpegang teguh pada petuah orang tua kuno agar tidak berkata kotor dan keji, sehingga apabila salah satu dari mereka ada yang berkata kotor atau keji lalu menapuk mulutnya sendiri seraya berkata “kamu telah melakukan dosa”.

    
Tampaknya petuah agar tidak berkata kotor dan keji ketika sedang berpuasa kini mulai pudar dan terabaikan, hal ini bisa kita rasakan betapa sangat mudahnya mata kita melihat dan kuping kita mendengar unggahan konten di media sosial (medsos) orang melakukan caci maki, sumpah serapah berkata kotor dan keji yang terkadang mata dan telinga kita ikut menikmatinya.

   
Sesungguhnya, puasa bukan sekedar menahan makan dan minum dari rasa lapar dan haus, akan tetapi juga menahan untuk tidak berkata kotor dan keji.

Hadits nabi:

 
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنْ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ الصِّيَامُ مِنْ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ 
 

Artinya:
Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum saja, puasa adalah menahan diri dari perkataan sia-sia dan keji. (HR Baihaqi dan Hakim)

Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri


https://jateng.nu.or.id/taushiyah/puasa-mengapa-unggah-konten-perkataan-kotor-dan-keji-zeJus

Author: Zant