Jakarta, NU Online
Setelah sebulan penuh melakukan berbagai ibadah di bulan Ramadhan, mulai puasa, shalat tarawih, witir, tadarus, dan sebagainya, umat Islam akan berjumpa dengan satu hari yang biasa disebut dengan Hari Raya Idul Fitri.
Di hari itu terdapat satu shalat yang disebut dengan Shalat Idul Fitri, oleh sebagian ulama menyatakan bahwa hukumnya merupakan sunnah.
Bahkan ada juga ulama yang berpendapat bahwa hukumnya fardhu kifayah. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Ustadz Ahmad Muntaha dalam video berujudul “‘Keutamaan Shalat Idul Fitri’, yang diakses dari kanal YouTube NU Online pada, Jumat (21/4/2023).
“Akan tetapi perlu kita pahami, ternyata dalam Madzhab Syafi’i ada ulama yang bahkan menyatakan hukum Shalat Idul Fitri itu tidak sunnah, akan tetapi hukumnya adalah fardhu kifayah, sebagaimana yang dinyatakan oleh al-Imam al-Istakhri dalam Madzhab Syafi’iyah,” jelasnya.
Lantas bagaimana menyikapi perbedaan tersebut? Menurut sosok yang akrab disapa Ustadz Muntaha ini, ketika ada sebagian ulama yang menyatakan sunnah dan sebagian lain menyatakan fardhu, maka ini menjadi indikasi begitu pentingnya Shalat Idul Fitri.
“Sehingga kita tetap paling baik dan yang terbaik adalah dengan melaksanakannya. Meskipun kadang di rumah belum beres satu dua hal yang kita persiapkan untuk tamu-tamu yang akan datang,” terang sosok asal Magelang ini.
Dikatakannya, Hari Raya Idul Fitri atau shalat Idul Fitri, itu merupakan ibadah yang sangat istimewa. Hal ini dikarenakan setelah satu bulan umat Islam bersusah payah dalam beribadah, di Hari Raya Idul Fitri itu akan mendapatkan anugerah pahala yang sangat besar.
“Di Hari Raya Idul Fitri itulah nanti kita akan mendapatkan anugerah pahala yang sangat besar, dengan menjalankan shalat Idul Fitri bersama tetangga, saudara di masjid-masjid dekat kita,” urainya.
“Bahkan ada sebagian masyarakat yang kemudian mengadakan acara di masjid secara singkat, halal bihalal secara umum setelah selesai shalat Idul Fitri, untuk kemudian dilanjut di rumah masing-masing,” tambahnya.
Ia kemudian menyitir satu hadits yang disampaikan oleh Imam Ath-Thabarani, di dalam hadits tersebut dikatakan bahwa Allah sebagai telah memberikan banyak anugerah dalam sebulan penuh di bulan Ramadhan kepada umat Islam.
“Kita ringan beribadah puasa, kita enteng melakukan Shalat Tarawih dan Shalat Witir, dan inilah saat penantian yang kita nanti-nanti, yakni menjemput pahala yang amat besar. Pada saat melaksanakan shalat Idul Fitri itulah kita akan menjemput pahala Allah yang sangat besar,” ujarnya.
“Di akhir riwayat ini, dikatakan bahwa Hari Raya Idul Fitri, di langit sana, di dunianya para malaikat, disebut sebagai ‘yaumul jaizah’, yaitu hari pembalasan amal bagi umat Islam yang sudah lama sejak tanggal 29/30 Ramadhan telah benar-benar berupaya mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai ibadah puasa di siang hari, shalat Tarawih-Witir di malam hari, dengan tadarusan, dan sebagainya,” lanjutnya.
Ia menambahkan, ketika umat Islam pulang dari shalat Id, malaikat sudah menanti di jalan pulang dan memberikan apresiasi kepada umat Islam yang telah melakukan shalat.
“Dinyatakan oleh malaikat, ketahuilah, bahwa sungguh Tuhan kalian telah memberi ampunan pada dosa-dosa kalian yang telah lewat,” tuturnya.
Di akhir, dirinya menekankan agar umat Islam jangan sampai melewatkan momentum berharga ini, yakni dengan melaksanakan shalat Idul Fitri.
“Oleh karena itu, meskipun shalat Idul Fitri itu hukumnya adalah sunnah, akan tetapi sangat-sangat penting dan eman-eman sekali apabila kita tidak melaksanakannya,” tutupnya.
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Syamsul Arifin
Download segera! NU Online Super App, aplikasi
keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung
aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.
https://www.nu.or.id/nasional/raih-anugerah-pahala-usai-ramadhan-dengan-shalat-idul-fitri-UJv7p