Rais NU di Sumenep Luruskan Makna Sabar, Qanaah dan Tawakal

Sumenep, NU Online Jatim

Rais Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan, Sumenep, KH Zarkasyi Abdurrahim mengatakan, umat Islam seringkali salah memaknai sebuah ajaran agama yang bersinggungan langsung dengan laju perekonomian Islam, semisal Sabar, Qanaah dan tawakal.

Pernyataan ini disampaikan saat menyampaikan taujihat pada acara Tasyakuran Hari Jadi ke-11 Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan (KSPP) Syariah Baitul Mal wa Tamwil Nuansa Umat (BMTNU) Cabang Pragaan. Kegiatan tersebut dipusatkan di Aula Kantor MWCNU Pragaan, Sumenep, Rabu (01/02/2023).

“Terkadang masyarakat menganggap sabar sebagai sikap yang statis. Sehingga warga mengidentikan dengan sikap yang tak mau maju. Padahal yang sebenarnya, sabar adalah sikap tangguh, pantang menyerah, tabah, dan pantang putus asa. Dengan kesabaran seseorang telaten memberdayakan perekonomian umat,” ujarnya. 

Disebutkan, kadang pula warga kurang pas memaknai qanaah atau sikap menerima apa adanya. Realita di lapangan, lanjutnya, warga memaknai sebagai sikap mudah menyerah dan tidak ada upaya berinovasi.

“Padahal, yang dimaksud qanaah adalah sikap yang lurus menerima hasil seusai kerja kita. Jika giat, maka hasil yang akan diraih banyak,” terang Kiai Zarkasyi.

Selain itu, terkadang pula warga salah memaknai tawakal. Sikap menyerahkan diri kepada keadaan dianggap salah. Padahal yang sebenarnya dipahami sikap akhir setelah bekerja keras secara maksimal.

“Mari kita pahami secara proporsional sehingga kita bisa bersama-sama mendukung perkembangan perekonomian umat,” harapnya.

Dirinya pun mengajak untuk menyeimbangkan perekonomian Islam dengan cara yang baik dan tidak menggunakan cara yang dapat merugikan orang lain. Sebagaimana diterangkan dalam doa Sapu Jagat, kesejahteraan yang diharapkan manusia tidak hanya diprioritaskan pada persoalan akhirat, tetapi kecukupan dalam kesejahteraan dunia.

Di samping itu, ia mengungkapkan bahwa sistem ekonomi sosialis kapitalis diatur mutlak oleh pemerintah. Kemudian dibagi ke perorangan secara sama rata, tanpa memperhatikan kedudukan dan status sosial.

“Dampaknya, walaupun seluruh anggota masyarakat memperoleh harta yang sama, masih ada ketimpangan dan ketidakadilan,” tegasnya.

Melihat problem itu, lanjut Kiai Zarkasyi, sistem ekonomi Islam menawarkan solusi pada dunia. Hanya saja saat ini sistem ekonomi Islam yang mulai menggeliat dan punya kekuatan dilirik ekonom nasional dan internasional.

“Hasilnya tentu laju perekonomian kita jadi seperti dihambat, sehingga kondisi perekonomian mengalami jatuh bangun,” tandasnya.


https://jatim.nu.or.id/madura/rais-nu-di-sumenep-luruskan-makna-sabar-qanaah-dan-tawakal-Nzqt2

Author: Zant