Blitar, NU Online Jatim
Akhir-akhir ini Kabupaten Blitar digegerkan dengan ratusan anak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kabupaten setempat yang mengajukan permohonan pernikahan dini kepada stakeholder agar punya legalitas ikatan perkawinan.
Menanggapi kasus tersebut, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Blitar, Diana Dwi Oktavia menyatakan turut prihatin dengan meningkatnya angka kasus permohonan nikah di usia dini.
“Melihat angka sebanyak itu di Blitar yang merupakan lingkungan kita, artinya di antara mereka ada tetangga dan saudara dekat Fatayat, alangkah sangat di sayangkan,” ujarnya kepada NU Online Jatim, Rabu (31/05/2023).
Menurutnya, kasus ini terjadi karena kurangnya informasi dan edukasi kepada anak serta orang tua tentang pendidikan pra-nikah yang wajib diketahui. Sehingga anak menikah dengan kondisi yang benar-benar siap dan tidak tidak terperosok dalam pergaulan bebas.
“Fatayat NU sudah melakukan pencegahan dengan memberikan penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi (Kespro) pada remaja dan anak-anak kita sedini mungkin, utamanya dalam lingkungan Fatayat NU untuk membentengi diri dalam keluarga,” terangnya.
Ning Diana menjelaskan, dalam hal ini Fatayat NU Kabupaten Blitar mengambil peran dengan melaksanakan berbagai program yakni Sekolah Pra-nikah dan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) tentang keluarga maslahah untuk remaja. Selain itu juga akan melakukan komunikasi kepada dinas terkait serta Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar agar lebih konsen dalam menangani kasus ini.
“Dengan program-program tersebut Fatayat NU Kabupaten Blitar dapat berdampak secara nyata dalam masyarakat, utamanya ikut serta menangani kasus tingginya angka pernikahan dini di Kabupaten Blitar,” tuturnya.
Lulusan Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Malang ini berpesan untuk anak-anak serta remaja yang ada di Kabupaten Blitar agar fokus belajar dan melatih keterampilan. Selain itu pergaulan juga perlu diperhatikan. Perlu untuk memilih teman yang baik dan lingkungan yang ramah serta menjunjung etika agama.
“Juga harus bijak dalam bermedia sosial, mari manfaatkan media sosial untuk menyalurkan hobi yang positif dan raih prestasi gemilang, tentukan dan pilih idola yang mengajak pada kebaikan dan nilai positif agar tidak terperosok pada hal-hal yang buruk,” tegasnya.
Anak-anak dan remaja saat ini, lanjutnya, merupakan harapan orang tua serta bangsa yang akan memegang estafet pembangunan. Oleh karena itu, harus siap dengan prestasi dan dedikasi cinta untuk negeri dan nilai budi pekerti.
“Kami sangat berharap, mari selamatkan masa remaja menuju kehidupan yang sempurna serta kemajuan bangsa dan negara di masa depan,” tandasnya.