Sukoharjo, NU Online Jateng
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo menggelar Konferensi Anak Cabang (Konferancab) Ke-II Ahad (4/9/2022) kemarin.
Kegiatan yang digelar di Gedung Ngelo, Menuran Baki menghasilkan ketua terpilih PAC IPNU-IPPNU masa khidmah 2022-2024 yakni Dhermaga Fauzy sebagai Ketua IPNU dan Adil Britania sebagai Ketua IPPNU Baki.
Ketua Pimpinan Cabang (PC) IPPNU Sukoharjo Intan Putri Sejati mengatakan, PAC IPNU-IPPNU Baki sekarang sudah kepemimpinan yang ketiga dan sudah mulai bisa menata dan memperbaiki apa yang harus dibenahi dalam organisasi.
“Yang paling utama tugas IPNU-IPPNU adalah pengkaderan bisa mulai dengan sarasehan mengundang pelajar-pelajar dan guru TPQ yang usianya 12-24 tahun bisa diajak untuk bergabung ke IPNU-IPPNU,” ujarnya.
Dirinya berharap, konferensi anak cabang (Konferancab) IPNU-IPPNU Kecamatan Baki bisa Lebih banyak anggota yang ikut. Hl ini akan membuat pengurus lebih semangat dalam khidmat di IPNU-IPPNU.
“Caranya ialah memohon bantuan kiai dan pengurus di jajaran MWCNU Baki dan banom lain dalam pengkaderan IPNU-IPPNU Baki, karena bagaimanapun IPNU-IPPNU adalah pintu awal masuk pengkaderan NU,” ucapnya.
Ketua PAC IPPNU demisioner Noviana Dika Evyandri kepada NU Online Jateng, Rabu (7/9/2022) menyampaikan bahwa di tangan pengurus baru dirinya optimis IPNU-IPPNU Baki dapat melahirkan pemimpin yang lebih baik dari sebelumya dan dapat membawa nama organisasi IPNU-IPPNU Baki menjadi lebih meluas di masyarakat.
“Kami sangat berharap kepada seluruh pemangku kebijakan yang ada di Baki untuk dapat bekerja sama dan bersinergi untuk bersama-sama membangun warga NU Baki yang lebih baik,” ungkapnya
Ketua MWCNU Baki Kiai Muhammad Jazuli mengingatkan, sebagai pelajar NU perlu berhati-hati dalam mengeluarkan pendapat atau menyebarkan informasi. Karena banyak informasi-informasi yang menyebar tapi tidak benar atau hoaks.
“Sebagai pelajar jangan mudah terkecoh dengan hal-hal seperti itu. Apapun yang kita terima dari sosial media perlu kita teliti dan kita cari sumber yang benar,” pungkasnya.
Kontributor: Arinto Dwi