Hari Sabtu pagi menjelang siang, saya menghadiri undangan resepsi pernikahan yang di helat di sebuah Joglo Sentoso. Ketika itu saya melihat rata-rata tamu yang hadir sudah berusia di atas 60 tahun, maklum karena yang punya hajat pernikahan adalah seorang pensiunan yang sudah pensiun 6 tahun yang lalu.
Meski rata-rata usia mereka di atas 60 tahun, tapi mereka masih tampak sehat dan enerjik, bahkan dari mereka masih ada yang minum es campur setelah menyantap semangkok bakso kuwah. Mereka tampak girang dan menjadikan momentum itu sebagai ajang reuni dan silaturrahmi.
Di sebelah saya duduk, ada beberapa orang ngobrol tentang kehidupan di masa tuanya. Lalu ada yang bertanya “apa yang engkau lakukan hingga di usiamu yang sudah di atas 70 tahun ini masih segar dan tampak lebih muda dari usia yang sesungguhnya?”, yang ditanya pun menjawab “Alhamdulillah saya selalu bangun malam untuk qiyamul lail”.
Sungguh, bangun malam untuk qiyamul lail, tahajud dan berdzikir akan membuat seseorang terhindar dari rasa malas lalu di pagi harinya menjadi semangat dengan jiwa yang kuat (jiwa yang baik).
Hadits nabi dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيْلٌ فَارْقُدْ! فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللهَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى اِنْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَأَصْبَحَ نَشِيْطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيْثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ.
Artinya:
Setan mengikat di pangkal kepala seseorang darimu saat tidur dengan tiga ikatan yang pada masing-masingnya tertulis, ‘Malammu sangat panjang, maka tidurlah!’ Bila ia bangun lalu berdzikir kepada Allah, maka satu ikatan lepas, bila ia berwudhu satu ikatan lagi lepas dan bila ia shalat satu ikatan lagi lepas. Maka di pagi hari ia dalam keadaan semangat dengan jiwa yang baik. Namun jika ia tidak melakukan hal itu, maka di pagi hari jiwanya kotor dan ia menjadi malas.
(HR Bukhari dan Muslim)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri