Santri Harus Beri Manfaat Kepada Masyarakat 

Semarang, NU Online Jateng
Usai menjalani pendidikan di pesantren, santri harus kembali ke masyarakat dan memberikan manfaat sesuai disiplin ilmu atau kapasitasnya. Santri tidak boleh menjadi manusia yang acuh dan peduli terhadap kondisi lingkungannya.

Pengasuh Pesantren Darul Falah Besongo, Ngaliyan, Kota Semarang Prof KH Imam Taufiq mengatakan, momen akhirussanah adalah momen di mana santri harus menancapkan semangat, tidak pernah galau maupun sedih dengan masa depan yang akan dilalui karena ketika belajar di pondok.

“Para santri telah didik dan sudah mendapatkan banyak pengalaman dan berbagai ilmu yang sudah diajarkan,” ujar Prof Imam Taufiq.

Hal tersebut disampaikan dalam acara akhirussanah Pesantren Darul Falah Besongo Semarang yang mengusung tema ‘Memperdalam Ilmu, Meneguhkan Khidmah untuk Masa Depan Penuh Berkah’ pada Sabtu (25/5/2024).

Abah Imam panggilan akrabnya menegaskan, salah satu indikator kesuksesan seseorang yaitu selalu membantu dan menolong manusia lainnya.

“Dalam kesempatan ini saya mengingatkan jangan hanya menjadi orang baik, tetapi orang yang hebat adalah orang yang bermanfaat serta berkontribusi bagi umat manusia dan sekitarnya, seperti apa yang didawuhkan Romo KH Sahal Mahfud; menjadi orang baik itu mudah, yang sulit adalah orang yang memberi manfaat,” ucapnya.

 
Mantan Rektor Universitas islam negeri (UIN) Walisongo itu menyitir sebuah hadits yang berbunyi ‘Wallahu fi aunil-abdi, ma kanal-abdu auni akhihi’ barangsiapa meringankan suatu kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat,” pesannya.

Ketua Umum Pengurus Jamiyah Perempuan Pengasuh Pesantren dan Muballighah (JPPPM) Nusantara, Nyai Hanik Maftuhah dalam taushiyahnya mengatakan, untuk mencapai ilmu yang bermanfaat seorang santri harus ta’dzim kepada guru, baik secara dhahir maupun batin serta harus selalu berkhusnudzan kepada gurunya.

“Mengenai ilmu yang bermanfaat dengan mengambil syair dari kitab imrithy yang berbunyi ‘Idzil fata hasba’tiqodihi rufi’ wa kullu man lam ya’taqid lam yantafi, pemuda dipandang (punya derajat) tinggi tergantung seberapa tinggi keyakinannya, dan orang yang tidak punya keyakinan maka tidak punya manfaat,” terangnya.

Menurut Pengasuh Pesantren Sirojurrokhim Temanggung, para santri dalam tafaqquh fiddin harus sungguh-sungguh, maka insyaallah akan bisa meraih apa yang disebut dengan kata man jadda wa jadda.

“Seorang santri harus bisa membawa visi dan misi pesantren yaitu membacakan ilmu-ilmu yang didapat di pesantren untuk nashrul ilmi yang bertujuan agar masyarakat tersebut menjadi religius dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam Al-Qur’an dan hadits” imbuhnya. 

Ketua RT 02 RW XIV Kelurahan Tambak Aji Ngaliyan Semarang H Nur Ahmadi kepada NU Online Jateng, Senin (27/5/2024) mengapresiasi peran santri Besongo. “Karena banyak membantu warga antara lain mengaji, konservasi lingkungan, dan program PKK ibu-ibu RT di lingkungan Kelurahan Tambak Aji,” pungkasnya.

Pengirim: Muhammad Nur Mukhayya


https://jateng.nu.or.id/pesantren/santri-harus-beri-manfaat-kepada-masyarakat-v59hf

Author: Zant