Lumajang, NU Online Jatim
Sifat Roja’ (mengharap) dan Khouf (takut) kepada Allah, adalah dua sifat penting yang harus tertanam dalam diri seseorang. Seseorang yang dalam dirinya tidak tertanam kedua sifat ini atau salah satunya, maka dapat terjerumus pada sifat tercela.
“Semisal meremehkan perbuatan maksiat dan putus asa dalam meraih rahmat Allah,” ujar Kiai Hasbullah Huda, salah satu Pengurus Cabang (PC) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Lumajang. Hal itu disampaikan pada kajian kitab Risalatul Muhlikat wal Munjiat yang disiarkan dari studi Media Center An-Nahdloh (MCN) Gedung NU 1 jalan Alun-alun Timur Lumajang, Rabu (20/07/2022).
Disebutkan, Khouf adalah perasaan takut akan siksaan Allah atas dosa-dosa yang pernah dilakukan. Bahkan, meski sudah bertobat ia tetap merasa mempunyai perasaan takut kepada Allah, yakni takut tobatnya tidak diterima.
“Sedang sifat Rojak adalah perasaan penuh harap akan surga dan berbagai kenikmatan lainnya sebagai buah dari ketaatan kepada Allah,” jelas Kiai Huda.
Kiai yang juga Rais Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Sukodono, Lumajang ini mengutip penjelasan Imam Ghazali saat ditanya muridnya mengenai penting mana antara sifat Roja’ dan Khouf pada diri manusia sehingga keduanya tidak boleh dipisahkan.
“Dalam kitab Ihya Ulumuddin beliau menjawab dengan sebuah analogi, bahwa penting mana roti dan air? Kalau untuk orang Indonesia, lebih penting mana makan nasi dan dan minum air? Bagi yang lapar, kata Imam Ghazali, penting nasi. Bagi orang yang haus lebih penting air. Tapi antara nasi dan air sama pentingnya,” tegasnya.
Kiai Huda menuturkan, dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 57 dan Al-Anbiya’ ayat 90, Allah banyak memuji mengenai orang-orang yang mempunyai kedua sifat ini. Bahkan, dua sifat ini dikatakan sebagai sifat dari para Nabi, Rasul dan orang-orang saleh terdahulu selain sifat-sifat terpuji lainnya.
“Sifat khouf itu bisa mencegah dan menjauhkan manusia melakukan perbuatan maksiat dan perbuatan yang menyalahi perintah Allah. Kalau sifat roja’ itu bisa mendorong dan menuntun seorang hamba menuju kepada ketaatan kepada Allah,” imbuh Kiai Huda.
Maka, kata Kiai Huda, jika ada seseorang merasa mempunyai sifat Roja’ dan Khouf tapi dirinya masih saja tidak terdorong dan menuntun dirinya untuk taat kepada Allah atau masih saja melakukan kemaksiatan, maka hal itu dianggap omong kosong. Bahkan, boleh jadi ada yang salah dalam dirinya memahami kedua sifat ini.
“Maka di sini disebutkan, hati-hati dengan model roja’ dan khouf seperti ini, karena itu tipuan setan. Hendaknya kita berhati-hati agar jangan punya rasa aman dari siksa Allah dan jangan putus asa dari rahmat Allah. Tidaklah merasa aman dari siksa Allah kecuali orang yang rugi,” tandasnya.