Surabaya, NU Online Jatim
Sekretaris Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jatim, H Abdul Adzima atau yang sering disapa Gus Adzim mengatakan, media pesantren pada masyarakat kota itu sangat dibutuhkan.
Hal ini disampaikannya langsung pada acara Ihwal Jamiyah bersama Pemimpin Redaksi NU Online, Ivan Aulia Ahsan di channel televisi TV9 secara langsung, Selasa (07/05/2024).
Menurutnya, pesantren sekarang sangat berbeda dengan pesantren di zaman dahulu, yang mana pesantren dahulu dinilai sebagai orang-orang yang eksklusif. Akan tetapi sekarang sudah terbukti bahwa pesantren itu lebih terbuka termasuk dalam segi pola keilmuan.
“Itu terbukti bahwa sekarang pesantren-pesantren sudah mulai terbuka dan dikemas dengan asik, berbeda dengan pesantren saat di zaman dulu. Keterbukaan pesantren ini sangat di nanti-nanti oleh masyarakat, yang mana dikemas melalui media pesantren,” ujarnya.
Sekarang pesantren sudah mulai terbuka melalui media dan dapat dijangkau oleh masyarakat secara luas, dikemas dengan asik dan tidak kaku. Peran-peran pesantren dalam keterbukaan media itu sangat di tunggu-tunggu oleh masyarakat kota, sehingga apapun itu dapat teramplifikasi dengan baik dan asik.
“Tentunya, dengan semangat yang sama, mempunyai harapan yang sama, dan untuk media dakwah kedepan agar lebih baik.” paparnya.
Sementara Pemimpin Redaksi NU Online, Ivan Aulia Ahsan menyebut, media pesantren itu perlu dan harus ada, karena tidak semua media mainstream itu peduli dengan pesantren, baik dari berita pesantren maupun berita tentang santri, yang mana masyarakat tidak bisa mendapatkan informasi dari media mainstream tersebut.
Selain itu juga, media pesantren sebagai jembatan informasi dari pesantren ke masyarakat kota atau masyarakat muslim urban. “Dalam hal ini, kita berbincang tentang masyarakat muslim urban, yang mana bagi saya, kebutuhan masyarakat muslim urban berbeda dengan kebutuhan keagamaan,” terangnya.
Dijelaskan, pihaknya bersama teman-teman Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) merumuskan strategi untuk merangkul masyarakat muslim urban. Masyarakat urban itu hampir mengharapkan jawaban yang instan dan simple tapi dengan kefiqihan.
“Seperti hukumnya memakai skincare yang import dari korea atau hukum semir rambut dan sebagainya,” jelasnya.