Batang, NU Online Jateng
Di Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, tepatnya di Desa Brayo terdapat sebuah lembaga pendidikan pesantren salaf dengan nama ‘Al-Inaaroh’ berdiri sejak tahun 2017 lalu dengan pendidikan boarding school di mana di dalamnya terdapat lembaga pendidikan madrasah (MTs dan MA Takhassus Al-Inaaroh).
Pengasuh Pesantren Al-Inaaroh KH Muhammad Luthfi menceritakan, pesantren putra-putri dengan asrama terpisah yang diasuhnya belum lama berdiri merupakan pesantren khusus dengan pola pengajaran gabungan klasik moderen. Sebelum dirinya mengelola pesantren, usai kuliah di Fakultas Syariah IAIN Walisongo (sekarang UIN, red) sempat mengembara ke beberapa pesantren untuk ngaji.
“Dari pengalaman itu, saya kemudian ingin mendirikan pesantren dan alhamdulillah dapat dukungan dari keluarga dan lahirlah Pesantren Al-Inaaroh ini,” ujarnya.
Dirinya bersyukur pesantren yang diasuhnya mendapat respons dari masyarakat selain dari kawasan Batang dan sekitarnya juga ada santri dari luar kota, bahkan luar Pulau Jawa. “Kami lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas, sehingga santri yang kami terima setiap tahunnya juga kami batasi. Hingga saat ini keseluruhan santri putra putri tidak lebih dari seribu santri,” ucapnya.
Dikatakan, kehadiran Pesantren Al-Inaaroh merupakan salah satu upaya konkret dalam membangun kemajuan pengetahuan masyarakat dengan tanpa meninggalkan khazanah-khazanah keislaman klasik warisan ulama.
“Dengan harapan lembaga di bawah Yayasan Abah Luthfi Center bisa menjadi mannarotul ilmu wal ma’rifah (mercusuar ilmu dan pengetahuan), dan semoga dari lembaga pendidikan ini melahirkan cendekiawan-cendekiawati, yang peduli dan peka dengan realitas sosial,” ungkapnya.
Pesantren yang diasuh KH Muhammad Luthfi yang saat ini menjabat sebagai Rais pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Batang masa khidmah 2024-2029 membuka pendidikan formal tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) Takhassus Kitab Kuning dan Bahasa Jawa, dengan sistem pembelajaran terintegrasi guna menghasilkan generasi yang bermoral terpuji, terdidik, dan berkarakter.
Utamakan Generasi Berkualitas
Pesantren Al-Inaaroh Wonotunggal, Batang yang dikelola secara modern merupakan pesantren bernafaskan Nahdlatul Ulama (NU) dengan berasaskan akidah ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah telah menjadi contoh model pengelolaan lembaga pendidikan di lingkungan pesantren. Tidak heran jika santrinya berasal di berbagai daerah dan pulau yang tersebar di wilayah Nusantara.
Dalam setiap penerimaan santri, ribuan pendaftar dari penjuru tanah air. Akan tetapi yang diterima untuk bisa ‘nyantri’ sangat dibatasi. Ini dilakukan karena ingin para santrinya bisa dengan fokus belajar mengikuti model pembelajaran yang diterapkan di Pesantren Al-Inaaroh dengan sistem penerimaan santri yang sangat ketat dan terukur.
Sebagai alumni Pesantren Lirboyo, Abah Luthfi panggilannya yang juga ketua Yayasan Abah Luthfi Center paham betul bagaimana mengelola pesantren model klasik plus. Sehingga para santri di Al-Inaaroh selain belajar ilmu-ilmu keagamaan dan umum melalui lembaga pendidikan MTs dan MA, juga dalam kesehariannya harus mempelajari dan ngaji kitab kuning serta hafalan Al-Qur’an. Hal ini dilakukan santri Al-Inaaroh kelak bisa menjadi generasi ‘tafaqquh fiddin’ yang siap terjun di tengah-tengah masyarakat melakukan dakwah.
Berikut 5 lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan Yayasan Abah Luthfi Center:
- SD Islam Unggulan Al-Madinah di Ungaran, Semarang
- Ma’had Mahasiswa di Ngaliyan, Semarang
- MTs Takhassus Al-Inaaroh di Wonotunggal, Batang
- MA Takhassus Al-Inaaroh di Wonotunggal, Batang
- Pesantren Al-Inaaroh di Wonotunggal, Batang
MTs dan MA dikenal sebagai madrasah yang mengedepankan takhassus kitab kuning. Hal ini direpesentasikan dengan adanya Pesantren Al-Inaaroh yang juga menjadi lembaga naungan yayasan, serta menjadi satu kesatuan sistem pendidikan di Yayasah Abah Lutfi Center. MTs dan MA Al-Inaaroh juga dikenal dengan sarana prasarana bangunan yang lengkap, unik dan estetik. Konsep ini harapannya bisa menjadi kenyamanan anak didik serta para guru di lingkungan madrasah.
Dalam perjalanannya, MTs Al-Inaaroh sudah pernah dipimpin oleh empat Kepala Madrasah. Mereka adalah : Siliana (Batang), Farozim (Batang), Sa’dullah (Batang), dan Ehsan Hidayat (Pekalongan).
Madrasah di Al-Inaaroh mulai 2023 tergabung dalam sistem Jami’ah Al-Inaaroh, yakni sebuah sistem pendidikan yang kurikulumnya saling terintegrasi antara Pesantren, MTs, dan Aliyah. Tahun 2023 MTs dan MA Takhassus Al-Inaaroh bersiap menjadi madrasah yang memiliki lembaga pengelola bahasa pertama di Batang. Dengan target capaian adalah anak didik bisa mendapatkan skor bahasa yang bisa menjadi syarat beasiswa kuliah baik di dalam maupun luar negeri.
Kurikulum persiapannya sudah disusun mulai jenjang MTs dan berakhir di tingkat MA. Sehingga ada waktu yang sangat cukup untuk menuju target tersebut. Terobosan ini harapannya bisa menjadi sumbangsih besar bagi pendidikan di Indonesia. Serta bisa merealisasikan visi madrasah yaitu ‘Menjadi Lembaga yang Kompetitif serta Dapat Melahirkan Cendikiawan Muslim yang Berakhlakul Karimah.’
Penulis: M Ngisom Al-Barony