Rembang, NU Online Jateng
Wakil Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Rembang Kiai M Fachrudin Abdul Ghofar masa khidmah 2018-2023 mengatakan, Islam sangat mendukung emansipasi wanita atau kesetaraan hak antara pria dan Wanita. Sejak zaman Rasulullah yang paling berperan dalam pengakuan kenabian Rasulullah adalah seorang wanita.
“Yaitu Siti Khadijah binti Khuwailid seorang wanita yang benar-benar ikut berjuang dengan hartanya pada masa Rasulullah Saw,” ujarnya dalam majelis Halal Bihalal dan Seminar yang diselenggarakan oleh PAC Fatayat NU Bulu di Gedung Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) setempat pada Jumat (26/4/2024) sore.
Disampaikan, peran penting seorang ibu rumah tangga, selain sebagai pendamping suami dalam kondisi suka dan duka, Perempuan mempunyai peran sebagai Madrasatul Ula, pendidikan pertama untuk anak-anak dikeluarga. Dan kewajiban pertama orangtua adalah memberi Aqidah pada anak-anaknya.
Di hadapan 100 peserta kader Fatayat NU dari setiap ranting di Kecamatan Bulu, Kiai Fachrudin menjawab pertanyaan dari peserta seminar. Bagaimana jika perempuan aktif dalam kegiatan sosial, kemasyarakatan, agama dan lain-lain?
“Boleh saja perempuan aktif dalam kegiatan apapun, asalkan tetap harus dengan ridha suami,” ucap pria yang juga Instruktur PD-PKPNU Nasional itu.
Bagaimana jika perempuan jadi tulang punggung keluarga? Jawabannya, tidak ada istilah perempuan jadi tulang punggung. Ketika perempuan ikhlas dan didasari mengharap Ridha Allah Swt maka tidak akan merasa jadi tulang punggung. “Akan tetapi membantu suami mencari nafkah dan itu merupakan salah satu bentuk Ibadah,” bebernya.
Ketika seorang istri berkarya lanjutnya, dalam rangka membantu suami mensejahterakan ekonomi keluarga sebagai sarana untuk bersama menggapai ridha Allah, maka tidak ada istilah tulang punggung yang konotasinya sebagai penanggung beban yang seharusnya diemban suami.
“Karena relasi suami-istri adalah keniscayaan dalam mengarungi bahtera rumah tangga menuju ridha Allah Swt,” terangnya.
Ketua PAC Fatayat NU Bulu Hj Hartin Muntachobah kepada NU Online Jateng, Ahad (28/4/2024) menjelaskan, kegiatan halal bihalal dan seminar gender dalam rangka hari lahir ke-74 Fatayat NU dan Hari Kartini ke-145 oleh Fatayat NU Bulu, Rembang.
“Tujuannya untuk mengenang perjuangan para pendiri Fatayat dan Ibu Kartini dalam memperjuangkan hak-hak dan peran perempuan agar tidak menjadi kaum yang marginal,” jelasnya.
Mbak Ubach sapaan akrabnya menambahkan, kegiatan yang diikuti oleh semua pengurus Fatayat NU anak cabang dan ranting se-Bulu merupakan program Fatayat Bulu Rembang.
“Melalui seminar ini, kita dapat menggali nilai-nilai Islam yang mengedepankan saling menghargai, dan keadilan antara gender, bukan adil dalam arti sempit yang berarti sama tetapi adil dalam arti setara sesuai fungsi melengkapi,” pungkasnya.
Kontributor: Moh Lilik Wijanarko