Wonosobo, NU Online Jateng
Khataman Al-Qur’an 30 juz sebanyak 107 kali dan Senam Gesit (Gerakan Fatayat Sehat, Aktif dan Produktif) memeriahkan puncak acara peringatan hari lahir (Harlah) ke-73 Fatayat NU di Alun-Alun Kabupaten Wonosobo, Ahad (28/5/2023).
Ketua PCNU Wonosobo KH Abdurrahman Effendi meminta kader Fatayat NU bisa menjadi pelopor agar kaum perempuan tidak sekadar berkutat pada urusan dapur, sumur, dan kasur.
“Namun kaum perempuan harus berani keluar untuk berkiprah lebih banyak di masyarakat. Seperti ikut mengatasi stunting, kemiskinan dan anak putus sekolah yang masih tinggi di Wonosobo,” ujarnya.
Menurutnya, kader Fatayat NU harus mampu berfikir dan mendesain program yang out of the box atau berfikir dan bertindak yang luar biasa. Terjun ke masyarakat untuk melakukan advokasi perempuan dan anak yang mengalami kekerasan.
“Termasuk melakukan pemberdayaan ekonomi agar menjadi perempuan yang kuat dan mandiri,” terangnya.
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Wonosobo Haryati menjelaskan, kegiatan peringatan Harlah diselenggarakan PC Fatayat NU Wonosobo, prosesi khataman Al-Qur’an dilakukan oleh anggota Ikatan Hafidhah Fatayat (IHF) dan Senam Gesit diikuti anggota Fatayat NU Wonosobo.
“Acara ini merupakan rangkaian harlah ke-73 Fatayat NU yang lahir pada tanggal 24 April 73 tahun lalu, agenda harlah kali ini juga dimanfaatkan untuk meluncurkan produk Mukena Fatayat NU,” kata Haryati di sela acara harlah.
Disampaikan, pada usianya yang ke-73 tahun badan otonom NU yang mewadahi potensi komunitas wanita muda telah berkiprah mulai dari ranah lokal lokal, regional, nasional hingga internasional.
Pada ranah-ranah itu lanjutnya, Fatayat NU pernah mengikuti pertemuan perempuan se-dunia. Peduli terhadap isu-isu perempuan dan anak, kasus stunting, kemiskinan, kesehatan, reproduksi perempuan, penguatan kemandirian ekonomi, dan mengawal UU yang berpihak pada anak dan perempuan.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengapresiasi kiprah yang dilakukan Fatayat NU Wonosobo. Karena program yang dilaksanakan selaras, senada, dan mendukung kebijakan pemerintah daerah, khususnya dalam konteks pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Termasuk penanganan stunting dan pengentasan kemiskinan.
“Dulu kasus stunting Wonosobo masuk rangking 35 di Jawa Tengah atau paling bontot. Kini alhamdulillah sudah di rangking 12. Sebelumnya kasus stunting di angka 28,7 persen saat ini sudah turun jadi 22,1 persen,” terangnya.
Pada tahun 2025 nanti ujarnya, Wonosobo diharapkan sudah zero stunting dan kemiskinan alias bebas stunting dan tidak ada kasus kemiskinan. Jika perempuan berdaya maka negara akan kuat.
“Demikian pula jika sumberdaya manusia (SDM) kaum perempuan berkualitas, termasuk kader Fatayat NU Wonosobo unggul, maka daerah akan cepat berkembang dan maju,” ucapnya.
Acara Harlah ke-73 Fatayat NU dipungkasi dengan shalawat bersama yang dipimpin Syarifah Lala binti Habib Umar Bafaqih dan Hj Wafiq Azizah. Di ujung shalawat bersama Syarifah Lala memimpin doa yang cukup syahdu dan membawa pengunjung larut dalam tangis.
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua PCNU Wonosobo KH Abdurrahman Effendi, Katib PCNU KH Arifin Shidiq, Ketua PC Muslimat Hj Umi Fatmah Alh, anggota FKB DPRD Jateng Gus Fadlun, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, Wabup M Albar, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Dyah Afif Nurhidayat, Wakil Ketua TP PKK Khusniyati M Albar, Sekda One Andang Wardoyo, Kepala Kemenag Panut dan jajaran Forkompimda lainnya.
Pengirim: Muharno Zarka
https://jateng.nu.or.id/regional/senam-gesit-semarakkan-harlah-ke-73-fatayat-nu-wonosobo-hrCHt