Tegal, NU Online Jateng
Momen penuh khidmat dan kebanggaan berlangsung di Desa Penyalahan, Kecamatan Jatinegara, ketika Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Bojong secara resmi menyerahkan bendera panji Resolusi Jihad Hari Santri Nasional (HSN) 2024 kepada MWCNU Kecamatan Jatinegara pada Rabu (16 /10//2024).
Ketua MWCNU Kecamatan Bojong, Ali Musofi, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada jajaran pengurus MWCNU Kecamatan Jatinegara yang telah menerima mereka dengan penuh kekompakan, keramahan, dan solidaritas.
“Kami berharap, dengan kekompakan dan kesolidan ini, kita bersama-sama meneruskan perjuangan para Muassis Jamiah Nahdlatul Ulama,” ujar Ali Musofi.
Ia menekankan bahwa perjuangan yang dilakukan saat ini berbeda dengan perjuangan para pendahulu yang menggunakan senjata.
“Kini perjuangan kita adalah bagaimana bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada Nahdlatul Ulama. Kuncinya adalah kita satu gerakan, satu pemikiran, sehingga kita akan solid dalam langkah perjuangan ini,” lanjutnya.
Ali Musofi juga menggarisbawahi pentingnya kebersamaan dan persatuan dalam melanjutkan perjuangan para pendiri NU.
“Kita satu kesatuan dalam Jamiah Nahdlatul Ulama, mari kita bersama-sama teruskan perjuangan mereka dengan penuh keikhlasan,” tegasnya sebelum menyerahkan bendera resolusi jihad secara simbolis kepada Ketua MWCNU Kecamatan Jatinegara.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Hamidin, perwakilan dari MWCNU Kecamatan Jatinegara, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara ini. Ia juga menekankan pentingnya momen ini sebagai wujud silaturahmi dan kebersamaan antar pengurus NU. Dalam sambutanya, Kiai Hamidin juga menyampaikan bahwa perjuangan ini harus terus ditanamkan dalam diri setiap anggota NU, baik tua maupun muda.
“Mari kita tancapkan dalam jiwa kita, apa yang bisa kita berikan kepada Nahdlatul Ulama, bukan sekadar apa yang bisa kita dapatkan dari NU,” katanya.
Kiai Hamidin mengajak seluruh jamaah untuk menanyakan pada diri sendiri, kontribusi apa yang bisa diberikan untuk melanjutkan perjuangan para pendiri NU. “Posisi kita di NU, baik sebagai pengurus atau tidak, bukanlah hal utama. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa beristiqomah dalam berkhidmat kepada jamiah ini,” lanjutnya.
Momen puncak acara adalah penyerahan simbolis bendera resolusi jihad dari MWCNU Bojong kepada MWCNU Kecamatan Jatinegara. Prosesi berlangsung khidmat, diiringi dengan doa bersama untuk keberkahan perjuangan ini.
Setelah diterima oleh MWCNU Kecamatan Jatinegara, bendera tersebut nantinya akan diteruskan ke MWCNU Kecamatan Pangkah, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan estafet peringatan Hari Santri Nasional 2024.
Acara ini menjadi salah satu rangkaian dalam memperingati Hari Santri Nasional, yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, sebagai bentuk penghormatan kepada para santri yang turut andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui Resolusi Jihad yang digelorakan oleh KH. Hasyim Asy’ari.
Tidak hanya sekadar serah terima bendera, acara ini juga menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi antar pengurus MWCNU di berbagai kecamatan. Kekompakan, kerjasama, dan persatuan menjadi pesan utama yang disampaikan dalam setiap pidato.
Kiai Hamidin pun mengakhiri sambutannya dengan ucapan terima kasih kepada MWCNU Bojong atas kehadiran mereka di Kecamatan Jatinegara, serta berharap kegiatan ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh pengurus dan jamaah untuk terus berkontribusi bagi Jamiah Nahdlatul Ulama.
Dengan ditutupnya acara serah terima ini, estafet perjuangan Resolusi Jihad akan dilanjutkan di kecamatan-kecamatan lain hingga puncak peringatan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober mendatang. (Tahmid)