Selepas merampungkan tujuh putaran thawaf di Masjidil Haram, orang-orang lalu bergegas menuju ke Maqam Ibrahim (batu pijakan Nabi Ibrahim ketika membangun Ka’bah) untuk melaksanakan shalat sunnah dua rakaat.
Shalat sunnah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim adalah ibadah yang dianjurkan sekiranya hal itu memungkinkan dan tidak memberatkan, mengingat di tempat itu sangat berjubel orang yang ingin melakukan shalat sunnah.
Mengapa shalat di Maqam Ibrahim?, di situlah tempat mustajabah bagi setiap doa yang dimohonkan. Dengan shalat dua rakaat, seseorang telah merebahkan diri dalam penghambaan seraya menyatakan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
Perintah untuk shalat di Maqam Ibrahim didasarkan pada Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah Ayat 125:
وَاِذۡ جَعَلۡنَا الۡبَيۡتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمۡنًا ؕ وَاتَّخِذُوۡا مِنۡ مَّقَامِ اِبۡرٰهٖمَ مُصَلًّى ؕ وَعَهِدۡنَآ اِلٰٓى اِبۡرٰهٖمَ وَاِسۡمٰعِيۡلَ اَنۡ طَهِّرَا بَيۡتِىَ لِلطَّآٮِٕفِيۡنَ وَالۡعٰكِفِيۡنَ وَالرُّکَّعِ السُّجُوۡدِ
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang ruku dan orang yang sujud” (QS Al-Baqarah : 125)
Penulis: H Ahmad Niam Syukri Masruri
https://jateng.nu.or.id/taushiyah/shalat-sunnah-di-maqam-ibrahim-yelMh