Kudus, NU Online Jateng
Pejabat (Pj) Bupati Kudus Hasan Chabibi menggelar silaturahim dengan para ulama di pendopo kabupaten, kawasan Simpang Tujuh Kudus pada Jumat (19/1/2024).
PJ Bupati Kudus H Hasan Chabibie mengatakan, brand Kudus dan kiai sudah mendarah daging, tidak bisa dipisahkan sampai kapanpun. Kudus juga bisa dikatakan yang istimewa dengan wali Allah terbanyak, bisa dijadikan bahan edukasi dan penelitian.
“Banyak juga madrasah dan pesantren yang berusia lebih dari 100 tahun. Ini yang menjadi framming kemudian orang dari luar Kudus menyebut sebagai kota santri” ujar Hasan yang juga kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ini.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi NU Online Jateng, Sabtu (20/1/2924) disampaikan, acara yang dihadiri oleh ratusan kiai, ulama, ibu nyai dan berbagai kalangan lapisan masyarakat diharapkan mampu mendorong Kudus menjadi lebih nyaman.
“Siapapun yang datang ke sini, hatinya pasti akan merasa lebih tenang,” ucapnya.
Habib Jindan bin Novel menjelaskan, Kudus yang notabene adalah kota santri, sebagai kota yang sangat lengkap dan indah. Perumpamaan tersebut menurut Habib Jindan dari banyaknya ulama yang berada di Kudus.
“Perumpamaannya seperti berjalan tidak memakai alas kaki, maka akan seperti berjalan di lembah kesucian. Karena Kudus begitu suci sama seperti nama yang disandang,” terangnya.
Habib Jindan juga mengatakan, silaturahim pj bupati dengan ulama sudah sejalan dengan apa yang dilakukan rasulullah terdahulu. Di mana ketika ulama, kiai, dan umara berkumpul di situ musnahlah sifat-sifat kebencian dan kerusakan.
“Karena bagaimanapun, manusia terbaik adalah manusia yang mampu saling memberi manfaat dan saling menjaga kotanya tetap damai dan tenang,” pungkasnya.
Sekilas tentang Hasan Chabibi
Muhamad Hasan Chabibie sebelumnya menjabat Kepala Pusdatin di Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak 2020 hingga sekarang.
Hasan Chabibie sebelumnya menyelesaikan pendidikan S1 Sarjana teknik Elektro di Universitas Diponegoro pada 2005, S2 Manajemen Komunikasi Universitas Indonesia (2012), dan S3 Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta (2021).
Sebelum menjadi Kepala Pusdatin, Hasan Chabibie mengawali karirnya sebagai Anggota Dewan TIK Nasional (Wantiknas) pada periode 2014-2021. Saat masih menjadi anggota Wantiknas, ia juga ditunjuk menjadi Kepala Subbidang Pengkajian dan Perancangan, Bidang Pengembangan Jejaring, Pustekkom, Kemendikbud pada priode 2015-2018.
Pada 2019, ia ditunjuk menjadi Kepala Bidang Pembembangan Jejaring, Pustekkom, Kemendikbud. Di tahun yang sama, ia mendapatkan amanah menjadi Kepala Bidang Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) Berbasis Multimedia dan Web, Pustekkom, Kemendikbud hingga 2020.
Pada tahun 2020, ia dipercaya dalam sebuah proyek di Kemendikbud, yakni menjadi Ketua Tim Pusat Keamanan Sistem Jaringan dan Ketua Tim Pelaksana Satuan Tugas Jejaring Pendidikan Nasional.
Di tahun yang sama, Hasan Chabibie juga menjadi Sekretaris Komite Teknologi Informasi dan Komunikasi Kemendikbud, Koordinator Substansi Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran di Pusdatin Kemendikbudristek.
Selain menjalani tugas di kedinasan, Hasan Chabibi juga aktif di organisasi pemuda NU maupun tharekat Jatman. Hasan Chabibi merupakan seorang santri. Dia kerap disapa Gus Hasan Chabibi. Gus merupakan panggilan untuk anak kiai di pondok pesantren yang saat ini menjadi Pengasuh Pesantren Baitul Hikmah, Depok, Jawa Barat.
Berikut aktivitas Hasan Chabibi di NU:
- Ketua Umum Pengurus Pusat Mahasiswa Ahlith Thariqah al Mutabarah an Nahdliyyah (Matan). Matan merupakan organisasi thariqah kepemudaan yang menjadi sarana kawah candradimuka dalam upaya mensinergikan kedalaman spiritual dan ketajaman intelektual jiwa pemuda Indonesia.
- Ketua PW IPNU Jawa Tengah periode 2004-2006 (*)