Tabligh Akbar Maulid Nabi, Waketum PBNU Sampaikan Sanad Keilmuan Ponpes Al Basyir

Bogor, NU Online Jabar

Indonesia adalah negara Demokrasi yang mempersilahkan masyarakatnya menganut paham sesuai keyakinanya dengan catatan harus selaras dengan Pancasila sebagai dasar Negara, oleh karena kebebasan inilah sudah tidak dipungkiri lagi, bahwa pondok pesantren di negara ini telah menjamur di penjuru negeri. Namun yang menjadi masalah adalah tidak semua pondok pesantren tersebut mempunyai ideologi Rahmatan lil Alamin (Saling Menyalahkan atau membid’ahkan), bahkan visi, misi dan tujuan yang dimiliki tidak sejalan dengan NKRI. 

 

Fenomena diatas beberbeda dengan Pondok pesantren Al Basyir Bogor, Karena putra putri dan keluarga dari Abi Basyir bersanad dari pondok pesantren dan kiai yang sudah jelas kealimannya, “Alhamdulillah Pondok pesantren ini mempunyai sanad yang jelas, karena keluarga dari Abi basyir semua menuntut ilmu di pondok pesantren yang tak diragukan lagi keilmuannya seperti Kudus dan Krapyak,” Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa dalam acara Tabligh Akbar Maulid Nabi Muhammad Saw di Ponpes Al Basyir Bogor, Rabu (9/11).

 

Dalam kesempatan yang sama, Abi Basyir dalam sambutannya menyampaikan bahwa bukti cinta kepada rasul salah satunya adalah memperingati kelahirannya dengan rela merogoh saku untuk menyelenggarakannya

 

“Orang menghabiskan uang puluhan bahkan hingga ratusan Juta untuk merayakan ulang tahun anaknya, akan tetapi kenapa kita tidak mampu mengadakan peringatan yang meriah untuk Baginda Rasulullah Saw? Padahal syafaat beliau dapat menyelamatkan kita di akhirat nanti,” terang KH Abi Basyir pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Al Basyir.

 

Turut hadir pula dalam kesempatan tersebut Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum dalam sambutannya merasa bangga dan bersyukur telah di undang. ia berharap masyarakat jabar mempunyai pengetahuan yang luas, tidak hanya pengetahuan duniawi maupun ukhrawi

 

“Terutama anak muda karena tunas bangsa, serta harus diberikan pendidikan yang seimbang, duniawi dan ukhrawi. Karena mencari ilmu duniawi itu bersifat Fardhu Kifayah, artinya kita tidak harus mengetahui, sedangkan ilmu ukhrawi itu fardhu kifayah, artinya harus mengetahui,” ujarnya. 

 

Pewarta: Luthfiyatul Muniroh
Editor: Abdul Manap

https://jabar.nu.or.id/kabupaten-bogor/tabligh-akbar-maulid-nabi-waketum-pbnu-sampaikan-sanad-keilmuan-ponpes-al-basyir-nEvEP

Author: Zant